REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat, Barack Obama menyambut delegasi Palestina dan Israel untuk memulai pembicaraan awal perdamaian.
Ia meminta kedua belah pihak jujur dalam pembicaraan yang telah berhenti sejak tiga tahun lalu tersebut. "Pekerjaan paling sulit dalam negosiasi ada di depan, dan saya harap kedua pihak Israel-Palestina memiliki niat baik dalam pembicaraan," ujarnya dikutip Al-Jazeera.
Dalam kesempatan itu, Obama berterimakasih kepada Menteri Luar Negeri AS, John Kerry karena mengatur pembicaraan yang dimulai pada Senin (29/7) waktu setempat di Washington.
"Saya senang Perdana Menteri (Israel) Netanyahu dan Presiden (Palestina) Abbas menerima undangan Kerry untuk secara resmi bernegosiasi langsung dan mengirimkan tim negosiasi ke Washington untuk perundingan pertama," ujar Obama.
Tim Israel dan Palestina tiba di Washington pada Senin (29/7) pagi untuk pembicaraan awal. John Kerry mengatakan mantan duta besar AS untuk Israel, Martin Indyk menjadi utusan perdamaian yang baru di Timur Tengah.
Kerry mengatakan, banyak hambatan selama pembicaraan. Namun, ia mengaku akan mencari kompromi beralasan di antara kedua belah pihak. "Bukan rahasia ini proses yang sulit. Jika ini mudah, ini sudah terjadi sejak dulu," ujar Kerry.