REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri AS John Kerry, Sabtu (3/8), mengatakan ada penyimpangan mendasar dalam pemilihan presiden di Zimbabwe, dan mendesak blok regional agar menangani keprihatinan yang disampaikan itu.
"Mengingat penyimpangan mendasar pemungutan suara yang dilaporkan oleh pengaman dalam negeri dan regional, Amerika Serikat tak percaya hasil yang diumumkan hari ini mewakiliki ekspresi keinginan yang bisa dipercaya dari rakyat Zimbabwe," kata Kerry di dalam satu pernyataan tertulis.
"Walaupun Amerika Serikat dicegah memantau pemilihan umum ini, keseimbangan bukti menunjukkan pengumuman hari ini adalah puncak dari proses cacat yang sangat dalam," kata Kerry.
Ia menyatakan apa yang ia sebut penyimpangan dalam ketentuan dan susunan daftar pemilih dan akses tak sama bagi media negara oleh semua partai.
Seperti dilansir Xinhua, Kerry menyeru Masyarakat Pembangunan Afrika Selatan (SADC) dan Uni Afrika (AU) agar menangani keprihatinan yang disampaikan mengenai proses pemilihan umum tersebut, "Kami juga menyeru semua pihak agar menahan dari dari kerusuhan selama masa ini," katanya.
Presiden petahana Zimbabwe Robert Mugabe (89) diumumkan sebagai pemenang dengan mengumpulkan 61,09 persen suara. Ia akan memulai masalah jabatan lima-tahun lagi, sehingga memperpanjang masa jabatan 33-tahunnya sejak negeri tersebut merdeka pada 1980.