Selasa 06 Aug 2013 21:06 WIB

Australian War Memorial Buka Diorama Perang Afghanistan

Red:
abc news
abc news

CANBERRA -- Sebuah pameran yang didedikasikan terkait pengalaman Australia di Afghanistan telah di pertunjukan di Australian War Memorial di Canberra.

Pameran multimedia itu merupakan bagian dari upaya terpadu direktur War Memorial yang baru, Brendan Nelson, untuk memodernisasi salah satu lembaga yang paling ikonik Australia.

Sebagai mantan menteri pertahanan, Dr Nelson tidak asing dengan peringatan terhadap perang dan isu militer.

Namun sebagai direktur yang baru dia membereskan tempat yang selama beberapa tahun terakhir berupaya menggelar pameran dan mempunyai reputasi kurang bagus yang hanya menggambarkan pertempuran perang yang sudah lampau.

Sejak Nelson menjabat sebagai direktu pada akhir 2012, dia terus mendorong berbagai sektor untuk membuat Australian War Memorial menjadi profil public yang penting dan mudah diakses oleh anak muda.

Dengan pameran Afghansitan tersebut dia juga membuat dapat diakses oelh para veteran.

Tidak seperti pameran yang dikhususkan untuk perang masa lampau  yang membutuhkan waktu bertahun tahun, peringatan perang Afghanistan mudah terlacak hanya dalam beberapa bulan saja.

Berbeda dengan pameran dikhususkan untuk perang-perang sebelumnya yang telah terjadi bertahun-tahun untuk mengumpulkan, Afghanistan memorial telah cepat dilacak hanya dalam beberapa bulan.

Meingingat konflik Afghanistan sebelum berakhir.

Ini untuk pertama kalinya sebuah pameran monumen peringatan atas konflik yang belum berakhir dan Dr Nelson mengungkapkan adanya alasan baik akan hal itu. “Saya sering berfikir seandainya Australian War Memorial memiliki, misalnya lebih cepat dan lebih komprehensif menceritakan kisah dari pengalaman Australia di Vietnam dari orang-orang yang mungkin tidak menderita seperti yang pernah  mereka lakukan," katanya .

Sebanyak 26.000 tentara Australia telah dirotasi melalui Afghanistan sejak perang dimulai 12 tahun yang lalu.

Sejumlah dugaan menunjukkan bahwa sebanyak 20 persen dari mereka yang kembali ke rumah mengalami gangguan stres pasca trauma.

Untuk itu Dr Nelson menyampaikan monumen peringatan itu berperan untuk menggambarkan, bukan hanya sebagai peringatan, tetapi juga sebagai tempat penyembuhan nasional.

“Pandangan saya adalah ada kebutuhan terapi buat cerita ceirta tersebut disampaikan," ujarnya.

Menurutnya, konflik Afghanistan menjadi perang terlama dan banyak veteran yang mengekspresikan rasa frustasinya bahwa Australian War Memorial  bukanlah tempat yang relevan bagi pengalaman mereka.

Hingga kini Australian War Memorial  menjadi lokasi dimana mereka membawa anak mereka melihat perang dimana ayah dan kakek buyut mereka terlibat, tapi tidak dapat membantu menjelaskan mengapa mereka ikut perang.

Tapi apakah mereka telah mengabdi atau tidak, pameran Afghanistan akan mencoba menjangkau generasi baru dengan berbagai cara.

Akan halnya koleksi perlengkapan militer dan hardware unik dalam perang ini, seperti pemindai eagle drone, sebuah bom rakitan dan cowling dari pelindung mesin baja helikopter Black Hawk tempat tiga militer Australia tewas, pameran ini juga akan menjadi benar-benar multimedia dengan pengalaman audio visual.

Sebuah fitur lukisan dramatis oleh artis perang Afghanistan Ben Quilty di satu sisi diproduksi dengan tampilan audio visual digambarkan di dinding yang disutradarai mantan penyiar ABC, Chris Masters.

Tampilan tersebut menceritakan tentang para prajurit, sukarelawan, para diplomat dan keterlibatan milisi Afghan di dalam konflik.

Upaya memperoleh kebenaran

Menurut Chris  Masters, konten kontemporer adalah salah satu perbedaan utama dalam pameran. "Anda telah saksi hidup," kata Masters.

"Ini luar biasa, anda bisa duduk dan berbicara dengan hampir semua orang yang terlibat dalam operasi,” lanjutnya.

Masters telah melakukan puluhan wawancara.

Orang orang itu tertarik untuk menceritakan kisah mereka tentang sejarah dan pengalaman yang membekas dengan keyakinan bahwa "negara ini mendapatkan sesuatu yang benar."

"Karakter yang kuat pada gadis 23 tahun yang bekerja di fasilitas medis, melihat orang-orang datang dibantai setiap hari dan menceritakan secara sadar bahwa dia bangga menyelamatkan nyawa orang - Maksudku, aku bangga padanya,” ungkapnya.

Masters dan Nelson menyampaikan bahwa pameran ini akan membuat setiap orang lebih paham secara  luas tentang apa yang pasukan Australia lakukan dan seberapa besar orang Afghanistan menghargainya.

Pada akhir tahun ini pangkalan militer Australia di Tarin Kota akan ditutup.

Tapi Australia akan meninggalkan warisan penting di wilayah utama operasi di provinsi Uruzgan di sebelah Afghanistan selatan.

Sekitar 200 sekolah dan 200 kilometer jalan telah dibangun.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement