REPUBLIKA.CO.ID, MAIDUGURI -- Bentrokan yang terjadi antara tentara Nigeria dengan anggota sekte Boko Haram telah menewaskan 18 orang di timur laut Nigeria, Ahad (18/8).
Boko Haram, yang memberlakukan radikalisme di Nigeria utara telah menjadi ancaman terbesar bagi stabilitas di negara pengekspor minyak terbesar Afrika itu. Diduga, anggota Boko Haram menewaskan 11 orang dalam serangan di kota Damboa di Negara Bagian Borno, Kamis, menembak tentara, membakar toko-toko dan membunuh warga sipil.
"Lebih banyak tentara telah dikirim ke daerah tersebut untuk menghadapi para pemberontak. Mereka menyelinap pergi menuju semak-semak yang mengarah ke bagian Yobe dan Gombe Serikat, "kata sebuah sumber.
Sekitar 50 pria bersenjata dalam mobil dan sepeda motor menyerbu pedesaan di kota itu, memaksa ratusan warga mengungsi untuk bersembunyi di sekitar wilayah peternakan, kata penduduk setempat.
Di negara bagian Gombe, polisi menewaskan tujuh anggota Boko Haram dalam pertarungan senjata dua jam pada Jumat (16/8) dini hari.
Presiden Goodluck Jonathan mengumumkan keadaan darurat pada pertengahan Mei dan melancarkan serangan terhadap kelompok di benteng pertahanannya di Borno, Yobe dan negara bagian Adamawa di timur laut.
Pemberontakan awalnya melemah tetapi tetap aktif dan telah ada peningkatan kekerasan dalam sebulan terakhir.
Sasaran-sasaran utama Boko Haram adalah pasukan keamanan atau pejabat pemerintah. Pihaknya juga telah melakukan beberapa serangan terhadap jemaah Muslim dan Kristen, serta sekolah-sekolah dan pasar.