Ahad 08 Sep 2013 20:07 WIB

Australia Akan Pulangkan Para Imigran Gelap

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Citra Listya Rini
Imigran gelap (ilustrasi)
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Imigran gelap (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Partai Liberal Australia berhasil mengandaskan mimpi politik Partai Buruh untuk terus berkuasa. Hasil pemilihan nasional Australia, Sabtu (7/9) menempatkan Tony Abbott sebagai pemenang. Abbott menjadi perdana menteri (PM) Australia mengganti Kevin Rudd sampai tiga tahun mendatang.

Kemenangan Abbot akan memberi pukulan baru hubungan diplomatik dengan negara bertetangga. BBC News melaporkan kebijakan politikus 55 tahun ini akan memanaskan hubungan diplomatik, terutama dengan Indonesia. 

Dalam kampanye politiknya, Abbott menyiapkan Operasi Borders Sovereign. Operasi nasional menangani imigran gelap yang datang dari perairan Indonesia. Abbott memberikan solusi tentang maraknya aksi menyeberang ke Australia yang dilakukan korban konflik di Timur Tengah. 

Operasi tersebut menyebutkan, pertama, dengan menggunakan armada militer angkatan laut. Pasukan ini berjaga di perairan perbatasan dua negara. Penjaga laut itu akan menangkap para imigran gelap lalu mengembalikannya ke perairan Indonesia.

Kedua, dengan membayar nelayan Indonesia untuk kembali membawa imigran ke perairan Indonesia. Sebuah kebijakan yang menurut Partai Buruh akan menjadi petaka diplomatik dengan Jakarta. The Guardian melansir satu setengah tahun terakhir, tidak kurang dari 19 ribu imigran gelap tiba di Australia.

Sebagian diantaranya tewas ditelan gelombang laut lepas Australia. Para imigran menjadikan Indonesia sebagai pintu masuk menuju perairan Australia. Persoalan tersebut membuat panas politik di Ibu Kota Canbera, dan mendesak Australia dan Jakarta duduk bersama mencari jawaban. 

Semasa Partai Buruh berkuasa, kebijakan aktivasi rumah detensi di Papua Nugini dan Republik Nauru dimaksudkan menjadi solusi. Namun, oposisi menolak. Abbott mengatakan akan menutup rumah detensi tersebut, lantaran merugikan negara. ''Operasi Borders Soverign bertujuan mencegat kapal dari Indonesia. Kami akan mengembalikannya ke Indonesia,'' kata Abbott kepada Herald Sun, Ahad (8/9).

Abbott memenangkan kursi perdana menteri setelah partai koalisi oposisi mengalahkan Partai Buruh, Sabtu (7/9). Partai Liberal Australia mengamankan 88 dari 150 kursi di parlemen. Kekalahan partai buruh kali ini adalah terparah sejak 1934. 

Sebelumnya, Abbott adalah pentolan oposisi terkeras di parlemen Australia. Selain menawarkan operasi anti-imigran, Abbott pekan lalu juga mengatakan akan menjadikan Indonesia sebagai negara pertama yang akan dikunjungi jika dirinya memenangi pemilihan.

Belum terjadwal kapan kunjungan tersebut akan terealisasikan. Namun, dipastikan, Abbott akan membawa persoalan imigran untuk kembali dibicarakan. Selain itu, Abbott juga berencana memangkas dana bantuan bagi negara-negara tetangga hingga 4,5 miliar dolar Australia.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement