REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Bentrokan di ibu kota Nigeria antara pasukan keamanan dan terduga militan Boko Haram pada Jumat (20/9) menewaskan sedikitnya tujuh orang, kata seorang dokter di rumah sakit yang menerima mayat korban.
Badan intelijen Nigeria mengatakan, pasukan keamanan dan militan Boko Haram terlibat dalam tembak-menembak di dekat kawasan permukiman anggota parlemen Apo di Abuja. Insiden itu merupakan bentrokan pertama tahun ini yang melibatkan Boko Haram di ibu kota Nigeria tersebut.
Dokter yang menolak disebutkan namanya itu berada di kamar mayat di dekat kawasan perumahan itu, di mana seorang wartawan Reuters melihat sebuah truk polisi yang menurunkan tiga mayat dan kemudian pergi. Pasukan Nigeria mengatakan beberapa orang cedera dan tidak menyebutkan ada korban tewas dalam insiden itu. "Beberapa orang cedera dan 12 ditangkap dalam kaitan dengan insiden itu," kata Badan Keamanan Negara (SSS) dalam sebuah pernyataan.
Enam saksi, termasuk dua orang yang cedera akibat tembakan, mengatakan kepada Reuters, bangunan yang diserang adalah sebuah rumah milik anggota militer namun ditempati oleh sekitar 100 orang yang menolak pergi. Pasukan keamanan kemudian menyerbu tempat itu dan memberondongkan tembakan ke arah para penghuni, kata saksi-saksi itu, yang menyebut insiden itu sebagai serangan terhadap orang tidak bersenjata.
Kekerasan Boko Haram diperkirakan telah menewaskan lebih dari 3.600 orang sejak 2009, termasuk pembunuhan oleh pasukan keamanan. Kelompok itu menyatakan berperang untuk mendirikan sebuah negara di Nigeria utara.
Dalam pernyataan yang disiarkan televisi pada 14 Mei, Presiden Goodluck Jonathan memberlakukan keadaan darurat di negara-negara bagian timurlaut, Borno, Yobe, dan Adamawa, daerah-daeran dimana kelompok militan Boko Haram melancarkan puluhan serangan.