REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Rusia menawarkan resolusi baru tentang pembersihan senjata pemusnah massal (WMD) di kawasan Timur Tengah.
Usulan itu menyusul kesediaan Presiden Suriah Bashar al-Assad melakukan investigasi internasional tentang penggunaan senjata kimia di negaranya.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, kemauan rezim di Ibu Kota Damaskus harus diluaskan ke negara-negara kawasan. Perlombaan WMD di negara-negara Timur Tengah akan mengancam peradaban dan perdamaian dunia.
''Kami mendorong agar konferensi pembersihan WMD (di Timur Tengah) ini segera berlangsung,'' kata Lavrov dalam wawancara bersama Kommersant, Senin (30/9) dan dilansir Reuters, Selasa (1/10). Lavrov tidak menerangkan upaya tersebut kapan akan mulai dilangsungkan.
Isu WMD mencuat pascakonfrontasi Perang Suriah yang dikampanyekan Amerika Serikat (AS). Pemerintahan Obaama menuduh sekira 1.429 warga sipil di pinggiran Kota Aleppo dan Damaskus tewas akibat penggunaan WMD berupa gas sarin.
Padahal penggunaan WMD sudah dinyatakan sebagai dosa besar dan terlarang menurut konvensi internasional. PBB menuliskan terang lewat Bab VII Piagam PBB 1997. Tapi penggunaan WMD masih ditemukan.Parahnya lagi, banyak negara yang menjadikan WMD sebagai senjata pertahanan.