REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Pertahanan Chuck Hagel pada Selasa memperingatkan bahwa penutupan pemerintah pusat Amerika Serikat mengangkat "awan gelap ketidakpastian" atas tugas tentara di luar negeri, yang akan menimbulkan keraguan di antara sekutu kunci.
Meskipun tentara berseragam dibebaskan dan terus dibayar, perintah penutupan dipastikan merusak nama baik Amerika Serikat, kata Hagel kepada wartawan di Seoul, tempat ia melakukan tahap pertama kunjungan ke Korea Selatan dan Jepang.
Perjalanan itu sebagian besar untuk menggarisbawahi tekad Amerika Serikat bagi dua sekutu tentara terpenting di kawasan itu dan Hagel menyatakan sikap sangat tak bertanggung jawab Kongres Amerika Serikat tersebut dapat melemahkan upaya itu.
"Awan gelap ketidakpastian ini memengaruhi tugas kami di seluruh dunia. Itu membuat sekutu kami mempertanyakan tekad kami," katanya.
"Penutupan itu tidak memiliki dampak nyata pada kewajiban perjanjian ketentaraan Amerika Serikat, tapi menciptakan selubung sangat berarti atas nama baik Amerika Serikat bagi sekutu kami," tambahnya.
Hagel menyatakan pengacara di Departemen Pertahanan berusaha mencari tahu apakah ada ruang untuk memperluas jumlah angota tak berseragam dibebaskan dari cuti besar-besaran.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama dalam pesan video kepada tentaranya pada Selasa pagi mengatakan bahwa mereka akan tetap dibayar tepat waktu, meskipun pemerintah tutup.
Obama sebelumnya menandatangani undang-undang darurat, memastikan bahwa gaji tetap dibayar untuk tentara, meskipun banyak kantor pemerintah tutup sesudah Kongres gagal meredakan sengketa dana besar pemerintah pusat.