Kamis 03 Oct 2013 10:03 WIB

Penutupan Layanan Pemerintahan AS Ancam Wall Street

Rep: Nur Aini/ Red: Karta Raharja Ucu
Barack Obama
Foto: tibetsun.com
Barack Obama

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Barack Obama memperingatkan dampak dari penutupan sebagian layanan pemerintahan pada ekonomi terutama pasar saham di Wall Street.

Pada Rabu (2/10) waktu setempat, Obama bertemu sejumlah kepala bank terbesar di AS termasuk JPMOrgan Chase, Goldman Sachs, dan Bank of America untuk mendiskusikan batas atas surat utang yang dapat diterbitkan pemerintah federal AS (debt ceiling) dan isu ekonomi lainnya.

Bankir tersebut merupakan anggota Forum Layanan Keuangan, sebuah kelompok lobi yang bersama 250 bisnis lainnya mengirim surat ke Kongres untuk meningkatkan batas atas surat utang. Menurut Obama, pertemuan itu penting untuk membuat pelaku bisnis mengenali dampak yang mendalam pada ekonomi dan pada keuntungan mereka.

Obama mengaku enggan bernegosiasi dengan pihak lain meski waktu 17 Oktober mendekat. "Pesan saya pada pemimpin Kongres...sampai kita dapat memperjelas legislasi untuk membuka kembali pemerintahan...sampai kami dapat memastikan Kongres mengizinkan Departemen Tresury untuk membayar semuanya yang disahkan Kongres sendiri, kami tidak akan melakukan serangkaian negosiasi," papar Obama dikutip BBC.

Kepala Bank Sentral Eropa, Mario Draghi memperingatkan penutupan pemerintahan AS yang berkepanjangan tidak hanya berisiko bagi AS, tapi juga ekonomi dunia. Pemerintah AS menutup layanan pemerintahan non-esensial pada Selasa lalu setelah Kongres gagal mencapai kesepakatan pada anggaran.

Partai Republik dan Partai Demokrat saling menyalahkan atas kondisi yang terjadi. Penutupan berdampak pada lebih dari 700 ribu karyawan pemerintah dirumahkan tanpa digaji.

Namun, krisis anggaran di Washington DC semakin mengkhawatirkan. Ini karena pada 17 Oktober, pemerintah AS tidak memiliki dana untuk membayar anggaran kecuali kalau batas atas penerbitan surat utang dinaikkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement