Selasa 15 Oct 2013 16:13 WIB

Peta Langka akan Dipamerkan di Canberra

Red:
Peta langka
Peta langka

CANBERRA -- Salah satu peta terlangka di dunia akan dipamerkan untuk pertama kalinya di Canberra, Australia.

Peta abad ke 17 ini menggambarkan New Holland, yaitu istilah untuk menyebut Australia pada masa itu. Peta bernama Archipelagus Orientalis, sive Asiaticus (Kepulauan Timur dan Asia) tersebut dibuat pada tahun 1663 oleh Joan Blaeu, pembuat peta untuk Dutch East India Company.

Penjelajah yang berperan penting dalam sejarah Australia, Kapten James Cook, menggunakan peta ini untuk menyelesaikan pemetaan Australia pada tahun 1770.

Archipelagus Orientalis, sive Asiaticus adalah peta pertama yang merincikan terlihatnya Tasmania oleh awak kapal Abel Tasman pada tahun 1642 dari atas kapal Zeehaen. “[Archipelagus Orientalis, sive Asiaticus] adalah peta yang menjadi panduan peta-peta New Holland selanjutnya,” jelas Ryan Stokes, ketua Dewan Perpustakaan Nasional Australia.

Tiga tahun lalu, peta tersebut ditemukan kembali di sebuah fasilitas penyimpanan di Swedia. Perpustakaan Nasional Australia kemudian memperoleh hak atas kepemilikannya. “Menakjubkan bahwa peta ini bertahan, dan mungkin ini akibat tidak ada yang tahu bahwa peta ini ada selama sekitar satu abad,” jelas Stokes.

Sebanyak empat ahli konservasi tengah bekerja untuk menstabilkan peta itu agar dapat ditampilkan di pameran berjudul  Mapping Our World: Terra Incognita to Australia, yang akan dibuka di Perpustakaan Nasional bulan November.

Pameran tersebut akan menampilkan banyak peta-peta paling ternama di dunia, termasuk dari British Library, Vatikan, dan  Bibliotheque Nationale de France.

Mapping Our World: Terra Incognita to Australia, mulai berlangsung di National Library of Australia pada tanggal 7 November. Untuk melihat pameran ini tidak dipungut biaya namun harus memesan tiket terlebih dahulu.  

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement