Rabu 09 Oct 2013 19:33 WIB

Cina Tangkap 139 Muslim Uighur

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Karta Raharja Ucu
Warga Muslim Uighur berjalan melintas di depan tentara yang berjaga di kawasan Xinjiang Cina.
Foto: AP
Warga Muslim Uighur berjalan melintas di depan tentara yang berjaga di kawasan Xinjiang Cina.

REPUBLIKA.CO.ID, XIN JIANG -- Polisi Cina membredel media informasi warga Muslim Uighur. Media online kelompok minoritas itu diberangus lantaran dituduh menebarkan berita penindasan Pemerintah Cina terhadap warga Muslim Uighur.

Setidaknya 139 orang dipenjarakan lantaran terlibat dalam penerbitan corong perjuangan masyarakat minoritas di negara komunis itu. Kepolisian Cina kepada AFP mengatakan, tangkapan ini adalah hasil dari pengejaran sejak Juni sampai Agustus.

Dari 400 yang terlibat dalam penyebaran berita Muslim Uighur, sekira 110 Muslim Uighur masih ditahan untuk diinterograsi. Sementara 164 lainnya dibebaskan tapi dengan peringatan keras.

BBC News melaporkan, kelompok yang masih mendekam di penjara adalah para petani biasa dari Desa Kashgar. Petani itu ditangkap karena ikut terlibat dalam penyebaran informasi tentang tragedi pembantaian Polisi Cina dalam meredam kerusuhan terhadap Muslim Uighur, Juni lalu.

Para petani itu disebut kerap memberikan informasi kepada Muslim Uighur lewat jejaring sosial bikinan Cina, Weibo. Jejaring mirip Twitter ini adalah satu-satunya media sosial ketika Cina melarang Facebook dan Twitter di negara itu.

Saban hari, sekira 1.500 pengunjung membaca informasi para petani itu. Tercatat lebih dari 11 ribu tautan berantai yang mengarah ke informasi. Para petani pun menyimpan file sebesar dua gigabytes dalam bentuk buku elektronik tentang kondisi Muslim Uighur di akun jejaring sosial. Buku elektronik itu dikatakan memberi saran untuk melakukan perlawanan terhadap Pemerintah Cina.

Xinjiang Daily buku elektronik itu setidaknya sudah dibaca lebih dari 30 ribu pengunjung, dan diunduh 14 ribu pengguna Weibo. "Mereka dituduh melakukan penghasutan dan melakukan tindakan separatisme," kata BBC News, Rabu (9/10).

Muslim Uighur adalah minoritas di Cina. Tapi merupakan mayoritas di provinsi sebelah barat laut Cina. Muslim Uighur adalah penduduk asli dataran Xinjiang. Mereka keturunan Muslim Turki dan Mongol.

Keberadaan mereka dianggap separatis Cina. Program transmigrasi etnis Han oleh pemerintahan di ibu kota Beijing, mendorong Muslim Uighur ke jurang pemusnahan. Di kampung halamannya sendiri, tercatat seratus Muslim Uighur tewas tahun ini. Kematian disebabkan kelompok bersenjata Muslim Uighur menyerang pos-pos kepolisian Cina di wilayah tersebut.

Perlawanan Muslim Uighur itu disebabkan penindasan budaya dan larangan beragama oleh Pemerintah Cina. ''Orang-orang ini, hanya mencoba meneriakkan ketidakpuasan terhadap Pemerintahan Cina,'' kata Juru Bicara Kongres Uighur Dunia Dilxat Raxit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement