Selasa 15 Oct 2013 16:38 WIB

AS, Negara Besar Kedua yang 'Default' Setelah Jerman

Rep: Friska Yolandha/ Red: Fernan Rahadi
Amerika Serikat menutup sebagian layanan pemerintah non-esensial setelah kongres gagal menyepakati anggaran baru
Foto: AP
Amerika Serikat menutup sebagian layanan pemerintah non-esensial setelah kongres gagal menyepakati anggaran baru

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Ingkar membayar kewajiban utang akan menjadikan Amerika Serikat (AS) sebagai pemerintah Barat pertama yang mengalami default sejak pemerintahan Nazi Jerman, 80 tahun lalu. Secara sepihak pemerintah Jerman menghentikan pembayaran atas pinjaman jangka panjang pada 6 Mei 1933, tiga bulan setelah Adolf Hitler diangkat sebagai kanselir.

Default atau kondisi gagal bayar yang dialami pemerintahan Nazi membantu basis kekuatan Hitler di tengah ketidakstabilan politik saat Republik Weimar berjuang dengan utangnya. "Masa itu merupakan bencana ekonomi bagi Jerman," kata sejarawan ekonomi dari Universitas New Brunswick Profesor Eugene N White, seperti dilansir laman Bloomberg, Selasa (15/10).

Tumpukan utang Jerman, yang kala itu merupakan negara dengan ekonomi ketiga terbesar di dunia, memicu hiperinflasi, kebuntuan politik, dan default. Kestabilan diperoleh Jerman ketika AS mengorbankan sejumlah besar uang untuk negara Bavaria tersebut setelah Perang Dunia I dan Perang Dunia II.

Gagal membayar kewajiban sebetulnya telah beberapa kali dilakukan AS di masa lalu. Pada 1979 AS terlambat membayar tagihan senilai 122 juta dolar AS. Kala itu pemerintah menyalahkan kesalahan teknis di Departemen Keuangan. Pada 1935 Mahkamah Agung AS memutuskan pemerintah federal memiliki hak untuk menolak klaim pembayaran obligasi emas. Karena persyaratan kontrak tersebut tidak dipenuhi seutuhnya, beberapa orang menganggap ini sebagai default.

Berdasarkan Reinhart and Rogoff, pemerintah AS menangguhkan pembayaran bunga atas utang yang ditanggung oleh pemerintah pada 1790. Penangguhan dilakukan hingga 1801.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement