DENPASAR -- Menterli Luar Negeri Australia Julie Bishop berkunjung ke Bali, Rabu (6/11) ini untuk menghadiri pertemuan Bali Democracy Forum. Kehadirannya di Indonesia dibayangi oleh kasus mata-mata yang diduga dilakukan Australia terhadap Indonesia melalui penyadapan pembicaraan telepon yang dilakukan melalui kantor Kedubes Australia di Jalan Rasuna Said, Jakarta.
Kunjungannya kali ini merupakan yang ketiga sejak Partai Koalisi memenangkan pemilu September lalu dan Julie Bishop ditunjuk sebagai menteri luar negeri.
Pemerintah Indonesia telah menunjukkan rasa kecewa atas informasi media yang menyebutkan kegiatan penyadapan dari kantor kedubes tersebut merupakan bagian dari kegiatan spionase yang lebih luas yang dilakukan Australia atas sejumlah negara tetangganya.
Menlu Bishop telah bertemu dengan Menlu Marty Natalegawa di Perth namun pihak Indonesia tidak mendapatkan jawaban jelas apakah laporan media tersebut benar atau tidak. Dubes Australia Greg Moriarty juga telah dipanggil ke Deplu. Pihak Australia sejauh ini tidak membantah namun juga tidak membenarkan informasi adanya penyadapan.
Menlu Marty Natalegawa menyatakan, kerjasama dengan Australia terutama di bidang pembagian informasi mengenai penyelundupan manusia ke Australia akan ditinjau kembali.
Ketegangan diplomatik ini terjadi enam bulan sebelum Indonesia melakukan pemilu legislatif. Ditanya apakah sikap keras Indonesia itu hanya merupakan retorika para politisi untuk mendapatkan simpati pemilih tahun depan, Menlu Bishop mengatakan tidak ingin berspekulasi. "Hal itu merupakan masalah Indonesia," katanya kepada ABC. "Saya tidak ingin mendiskusikan masalah intelijen ke media".
Bali Democracy Forum digagas oleh Presiden SBY tahun 2008 guna mempromosikan demokrasi di kawasan Asia Pasifik. Australia berpartisipasi dengan memberikan bantuan dana bagi panitia pelaksana Institute for Peace and Democracy.
Forum ini akan dibuka secara resmi Kamis (7/11/2013).