Jumat 22 Nov 2013 03:58 WIB

Masalah Nuklir Jadi Jurang Pemisah Iran dengan Kekuatan Dunia

Instalasi Nuklir Iran
Foto: AP
Instalasi Nuklir Iran

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran dan kekuatan dunia tetap terbelah atas masalah penting dalam pembicaraan nuklir mereka di Jenewa. Hal ini ditegaskan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Mohammad Javad Zarif, Kamis (21/11).

"Masih ada perbedaan pendapat tentang masalah penting," katanya kepada televisi negara setelah pertemuan dengan wakil dari yang disebut negara P5+1 dan perunding utama mereka, kepala kebijakan luar negeri Eropa Bersatu Catherine Ashton.

"Ada sikap yang kami tak setujui," tambah Zarif tanpa merinci.

Pernyataan itu keluar pada pertemuan perunding dari Iran dan kelompok P5+1 dari Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Cina dan Rusia ditambah Jerman di Jenewa.

Perundingan itu mengupayakan kesepakatan panjang dan sulit atas sengketa kegiatan nuklir Iran, yang negara Barat dan Israel curigai menutupi tujuan ketentaraan, meskipun ditolak Teheran. Zarif menyatakan harapan akan kesepakatan sementara, tapi menyerukan sikap lentur dan seimbang keenam negara tersebut.

Pertemuan dengan Ashton, katanya, dilakukan dalam suasana baik dan masuk ke perincian. Ia tidak menjelaskan rincian tersebut. Wakilnya, Abbas Araqchi, menyebut pertemuan tersebut sangat berguna dan mengatakan kedua pihak membahas perbedaan.

"Beberapa keyakinan dipulihkan karena keenam negara itu meyakinkan kami bahwa mereka akan mendukung sikap nona Ashton," kata Araqchi kepada wartawan Iran.

Araqchi sebelumnya memperingatkan kekurang-percayaan, mengacu pada menit terakhir ketangguhan istilah untuk kesepakatan dalam awal pembicaraan pada November. Ia menekankan bahwa kepercayaan -yang hilang- harus dihidupkan kembali sebelum bersama menyusun naskah, yang akan digunakan sebagai peta jalan untuk melaksanakan rencana usulan Iran.

Araqchi juga menyatakan Iran tidak akan menandatangani perjanjian kecuali kelompok P5+1 menerima yang Teheran nyatakan haknya memperkaya uranium.

Pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, yang memiliki kata akhir atas keputusan nuklir Iran, pada Rabu (20/11) memperingatkan bahwa ia tidak akan mundur satu langkah pun dari hak bangsa Iran.

Pembicaraan di Jenewa bertujuan mencapai kesepakatan mengenai rancangan kesepakatan, yang sebagian akan mengekang kegiatan nuklir Iran dengan imbalan kelonggaran terbatas atas hukuman terutama oleh negara Barat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement