REPUBLIKA.CO.ID, RIGA -- Jumlah korban jiwa akibat runtuhnya atap satu pusat pertokoan di Ibu Kota Latvia, Riga, pada Kamis telah naik menjadi 51, kata polisi pada Jumat.
Polisi mengatakan jumlah korban jiwa telah mencapai 51 hingga pukul 20.00 GMT, Jumat, (Sabtu, 03.00 WIB) dan jumlah itu diperkirakan akan bertambah sebab sebanyak 30 orang lagi, atau lebih, dikhawatirkan masih terjebak di bawah reruntuhan.
Korban meliputi tiga pekerja pertolongan. Sebanyak 38 orang cedera akibat kecelakaan tersebut. Petugas pertolongan masih berusaha keras untuk mendengarkan suara-suara orang yang terjebak, tapi "sayangnya satu-satunya suara yang terdengar adalah suara petugas pemadam yang sedang bekerja", kata Juru Bicara Polisi Toms Sadovskis, sebagaimana dilaporkan Xinhua.
Pusat pertokoan itu, yang dibangun pada 2011, adalah milik perusahaan Lithuania, Maxima, pengecer terbesar kedua di negeri tersebut. Penyebab ambruknya atap bangunan itu saat ini belum diketahui, tapi beberapa laporan telah menyatakan satu taman yang ditanami pohon dan tanaman lain sedang dibangun di atap gedung seukuran bangunan itu. Praktik tersebut diduga telah melanggar peraturan pembangunan dan membuat runtuhnya atap bangunan tersebut.
Beberapa pejabat pertolongan tidak yakin mengenai jumlah penyintas di bawah reruntuhan tapi menduga jumlah korban jiwa akan bertambah. Pemerintah telah mengumumkan tiga hari berkabung mulai Sabtu.