Sabtu 30 Nov 2013 06:21 WIB

Serangan di Benghazi, 3 Prajurit Libya Cedera

Ribuan warga Libya di Benghazi memprotes keberadaan milisi di kawasan tersebut
Foto: AP
Ribuan warga Libya di Benghazi memprotes keberadaan milisi di kawasan tersebut

REPUBLIKA.CO.ID, BENGHAZI -- Tiga prajurit Libya cedera serius dalam serangan baru di kota wilayah timur, Benghazi, setelah bentrokan mematikan dengan kelompok militan Ansar al-Sharia, kata seorang pejabat keamanan, Jumat (29/11).

"Orang-orang tak dikenal menembakkan senapan mesin ke arah patroli pasukan di Jalan Raya Suriah di Benghazi, mencederai tiga prajurit" pada Kamis larut malam, kata pejabat itu kepada AFP yang dilansir Sabtu (30/11).

Fadia al-Barghathi, seorang juru bicara Rumah Sakit Al-Jala di Benghazi, mengonfirmasi bahwa tiga prajurit yang cedera serius dibawa masuk ke fasilitas medis itu.

Sebelumnya Kamis, tiga prajurit tewas ketika militer bentrok dengan militan Ansar al-Sharia pada hari terakhir pemogokan tiga hari untuk memprotes keberadaan milisi. Serangan itu disulut oleh tembak-menembak Senin antara kelompok militan dan tentara yang menewaskan tujuh orang dan mencederai 50 lain.

Juga Kamis, orang-orang bersenjata di kota tersebut membunuh seorang prajurit.

Dalam serangan itu, orang-orang bersenjata yang naik sebuah kendaraan memberondongkan tembakan ke arah dua prajurit ketika mereka memasuki sebuah mobil setelah meninggalkan kafe, kata beberapa saksi. "Prajurit itu tewas setelah tertembak kepalanya," kata seorang petugas medis di Rumah Sakit Al-Jala, Benghazi. Beberapa saksi mengatakan, prajurit kedua selamat tanpa cedera.

Pembunuhan-pembunuhan Kamis itu terjadi sehari setelah tiga prajurit ditembak mati dan mayat dua orang lagi ditemukan di kota berdekatan Derna. Dewan kota Benghazi mengumumkan pemogokan tiga hari setelah patroli militer diserang di dekat markas Ansar al-Sharia, kelompok militan yang dituduh bertanggung jawab atas serangan terhadap misi AS pada 2012.

Benghazi, tempat lahirnya gerakan anti-pemerintah yang menggulingkan rezim Muamar Ghaddafi, dilanda pemboman dan serangan-serangan terhadap aparat keamanan dan juga konvoi serta organisasi internasional dan beberapa misi Barat. Pihak berwenang menyalahkan kelompok garis keras atas kekerasan itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement