REPUBLIKA.CO.ID, BANGUI -- Sebagian besar kelompok bersenjata telah meninggalkan jalan-jalan kota Bangui, ibu kota Republik Afrika Tengah, Selasa (10/12). Demikian kata militer Prancis setelah operasi untuk menghentikan aksi kekerasan sektarian.
"Tidak ada lagi kelompok-kelompok bersenjata mematroli kota itu," kata juru bicara militer Prancis, Kolonel Gilles Jaron, kepada AFP di Paris setelah operasi perlucutan senjata para geriyawan.
Bangui relatif tenang setelah beberapa hari pertempuran yang melibatkan bekas gerilyawan Seleka di mana hampir 400 orang tewas. Mayat-mayat yang berbau busuk masih berada di beberapa daerah ibu kota.
Sementara Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, meminta masyarakat Republik Afrika Tengah (CAR) tenang dan mendesak pemerintah peralihan menahan mereka yang melakukan kejahatan.
Amerika Serikat mengatakan militernya akan membantu menerbangkan pasukan pemelihara perdamaian Uni Afrika ke CAR sebagai bagian dan usaha yang dipimpin Prancis untuk memulihkan keamanan di sana.
Prancis mengerahkan 1.600 tentaranya ke CAR yang dilanda kekacauan ketika gerilyawan Seleka merebut kekuasaan dalam satu kudeta pada Maret.
Pasukan Prancis, bagian dari satu usaha yang didukung PBB untuk menghentikan aksi kekerasan, tidak banyak menghadapi penentangan sejak mereka mulai diturunkan pada pekan lalu.