REPUBLIKA.CO.ID,JUBA--Presiden Salva Kiir menggelar dengar pendapat dengan tujuh menteri luar negeri di kawasan Afrika Timur. Kiir mencoba mencari solusi atas pertikaian sipil di Sudan Selatan yang pecah akhir pekan lalu.
Ini merupakan intervensi internasional pertama setelah konflik berlangsung selama lima hari ini. Pertempuran antara tentara loyalis mantan Wakil Presiden Sudan Selatan Riek Machar dengan militer pemerintah terus berlanjut.
''Prajurit kami harus membebaskan Bor dari pendudukan Riek Machar. Untuk itu, Rabu malam kami melakukan serangan masif,'' kata juru bicara militer Philip Aguer seperti yang di kutip AFP.
Ia mengatakan sempat terjadi aksi saling tembak. Namun Aguer sendiri belum memiliki informasi berapa jumlah korban tewas atas kejadian itu. ''Jumlah korbam belum bisa kami pastikan sebab operasi masih berjalan,'' kata dia.
Senin (16/12) Kiir mengumumkan adanya percobaan kudeta oleh kubu Machar. Tabu (18/12) Kiir mengatakan ia ingin berunding dengan Machar. Namun Kiir mengatakan tak bisa menjamin hasilnya.
Melalui siaran Aljazirah Machar kembali membantah berencana mengkudeta Kiir. ''Hidup saya kini dalam bahaya. Rekan-rekan saya ditahan tanpa alasan,'' kata Machar. Machar mengatakan Kiir hendak menyingkirkan partai berkuasa SPLM agar terhindar dari upaya reformasi.
Sekitar 20 ribu warga Sudan Selatan mengungsi ke kamp-kamp PBB di Juba pasca konflik pecah Ahad pekan lalu. AS dan Inggis telah menarik diplomatnya dan meminta warga mereka untuk segera meninggalkan Sudan Selatan.