Senin 30 Dec 2013 19:34 WIB

Polisi Cina Tembak Mati Delapan Warga

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Dewi Mardiani
Muslim Uighur (ilustrasi)
Foto: muslimdaily
Muslim Uighur (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Polisi Cina di Xinjiang menembak mati delapan warga dalam serangan teroris yang terjadi pada Senin (30/12). Pemerintah daerah mengatakan, kerusuhan yang terjadi selama bulan ini berada di wilayah yang mayoritas warganya merupakan penduduk Muslim.

Dikutip dari Reuters, pemerintah Xinjiang mengatakan serangan tersebut terjadi di wilayah Yarkand di dekat kota tua Silk Road, Kashgar, selatan Xinjiang. “Sekitar pukul 06.30 pagi, sembilan orang preman membawa pisau dan menyerang kantor polisi diwilayah Yarkand, Kashgar. Mereka juga melemparkan alat peledak dan menyebabkan mobil polisi terbakar,” katanya.

Aparat kepolisian, lanjutnya, mengambil tindakan dengan menembak mati kedelapan orang pelaku dan menangkap salah satu pelaku. Pihaknya juga menyebut peristiwatersebut merupakan serangan teroris yang sedang diselediki. Hingga saat ini masih belum diketahui adanya korban dari pihak kepolisian dan dari etnis mana yang melakukan penyerangan.

Bulan ini, polisi menembak dan menewaskan 14 orang Uighur dalam kerusuhan di dekat Kashar. Dalam kerusuhan tersebut, dua anggota polisi tewas saat akan menangkap para pelaku. Sementara itu, di kerusuhan lainnya, sembilan warga sipil dan dua anggota polisi juga tewas ketika sekelompok orang bersenjata kampak dan pisau menyerang kantor polisi di dekat Kashar.

Sebelumnya, Cina telah menyalahkan kelompok Islam atas beberapa aksi kekerasan di Xinjiang. Kekerasan terjadi ketika kelompok Muslim Uighur melakukan protes di kantor polisi karena kepolisian sering menggunakan cara-cara keras melawan kelompok Muslim tersebut.

Cina sendiri telah meningkatkan keamanan di Xinjiang setelah sebuah kendaraan menabrak para wisatawan di Lapangan Tiananmen, Beijing, pada Oktober lalu. Peristiwa tersebut menewaskan tiga penumpang dan dua warga lainnya.

Sementara itu, dikutip dari BBC, aktivis Uighur justru menilai, ketegangan antaretnis dan ketatnya pengawasan dari Pemerintah Cina justrumemicu kekerasan. Xinjiang merupakan wilayah yang sering terjadi kerusuhan dalam beberapa tahun terakhir. Dalam setahun ini, lebih dari 100 orang tewas di Xinjiang dalam kerusuhan yang sama.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement