Rabu 08 Jan 2014 21:54 WIB

Kepolisian Bali Tunda Pemulangan Jenazah Warga Australia

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Kepolisian Daerah Bali menunda pemulangan jenazah ibu dan anak warga Australia yang meninggal akhir pekan kemarin karena belum menetapkan kematian keduanya tidak terkait kriminalitas. Perawat di Pantai Sunshine, Noeline Gay Bischoff dan anak perempuannya yang berusia 14 tahun, Yvana, meninggal Sabtu (4/1) lalu, kurang dari 24 jam setelah mendarat di pantai  timur pulau tujuan liburan mereka di Indonesia.

Penyebab kematian keduanya masih belum diketahui, namum pemeriksaan kesehatan menunjukan keduanya tersedak kehabisan nafas sebelum tewas. Laporan sementara menunjukan kedua korban tewas karena alergi makanan atau keracunan obat, namun keluarga korban menyangsikan kemungkinan tersebut.Keluarga korban ingin jenazah keduanya dikirim kembali ke Australia sehingga koroner Queensland bisa menginvestigasi penyebab kematian ibu dan anak tersebut.

Kepala penyelidik dari Kepolisian Karangasem Bali Timur, Adnan Pangibu, mengatakan pihaknya telah menerima permintaan resmi untuk pembebasan jenazah itu dari pihak keluarga.Tapi ia mengatakan pihak kepolisian belum bisa menetapkan kalau kematian keduanya tidak terkait kriminalitas. Sehingga mereka belum bisa mengijinkan jenazah keduanya dikeluarkan dari kamar mayat RS Sanglah dimana jasad keduanya disemayamkan.

Penundaan membuat otopsi lebih sulit dilakukan

Dokter dari RS Sanglah, Bali mengatakan indikasi awal menunjukan keracunan makanan atau obat-obatan sebagai pemicu kematian ibu dan anak tersebut namun masih terlalu dini untuk dipastikan sebelum dilakukan otopsi. Namun pihak rumah sakit  menyebutkan  tidak bisa mengizinkan mengeluarkan jenazah keduanya untuk dikembalikan ke Australia sampai kepolisian menyerahkan surat permohonan tertulis dari pihak keluarga.

Tapi seorang dokter dari Darwin memperingatkan kalau penundaan pemulangan jenazah bisa menyulitkan proses otopsi. Sehingga, bila dibiarkkan berlarut akan membuat penyebab kematiannya tetap akan menjadi misteri.

Dr. Malcolm Johnson-Leek dari Pusat Perawatan Kritis dan Trauma Nasional di Darwin mengatakan semakin ditunda pemulangan jenazah keduanya ke Queensland untuk di otopsi semakin sulit menentukan penyebab kematian keduanya. "Semakin lama otopsi dan pengambilan sampe dilakukan, semakin  kecil peluang untuk mengambil contoh kecil dari berbagai zat racun di tubuh keduanya," kata Dr. Johnson-Leek kepada radio Lokal ABC.

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement