REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Mesir akan mengumumkan secara resmi referendum konstitusi, Sabtu (18/1), yang pemerintah sementara nyatakan sebagai pengesahan pascapenggulingan Presiden Muhammad Mursi.

Hasil penghitungan suara menunjukkan referendum dua hari pekan ini disahkan dengan suara mayoritas. Pemerintah bentukan militer itu mengatakan, hasil referendum tersebut merupakan 'stempel' bagi pengesahan penggulingan presiden itu yang terpilih secara demokratis pertama di Mesir.

Tapi para pendukung Mursi mengancam bakal menggelar protes. Demonstrasi terakhir yang digelar pendukung Mursi, Jumat (18/1) kemarin, menewaskan empat orang.

Komisi pemilihan akan mengumumkan hasil-hasil resmi referendum itu pada jumpa pers yang dijadwalkan berlangsung Sabtu malam sekitar pukul 21.00 WIB.

Surat kabar Al-Ahram melaporkan, lebih 40 persen dari 53 juta penduduk yang terdaftar sebagai pemilih, memberikan suaranya.

Sebelumnya diberitakan, 98 persen memberikan dukungan bagi piagam konstitusi baru, hasil yang diharapkan setelah gerakan Ikhwanul Muslimin dan para sekutunya memboikot pemungutan suara itu.

Koalisi pimpinan Ikhwanul Muslimin menyerukan protes-protes yang berkulminasi pada 25 Januari, ulang tahun ketiga pergolakan 2011 yang mendongkel orang kuat Husni Mubarak.

Konsitusi baru itu akan mengganti satu konstitusi yang disahkan di bawah Mursi pada referendum 2012 dan disahkan dengan 33 persen hasil pemungutan suara. "Pada Jumat, tiga orang tewas di Kairo dan satu lagi dalam bentrokan-bentrokan di Fayoum, sebelah baratdaya ibu kota," kata Kementerian Kesehatan.

Protes-protes berlangsung tiap hari dan polisi menumpas aksi-aksi para pendukung Mursi.

Ikuti Whatsapp Channel Republika