Kamis 30 Jan 2014 20:44 WIB

Abbott Tolak Beri Suntikan Modal untuk SPC Ardmona

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Perdana Menteri (PM) Australia, Tony Abbott menolak permohonan paket penyelamatan yang diajukan SPC Ardmona. Perusahaan pengolahan buah di Victoria ini meminta suntikan dana senilai AUD$ 25 juta masing-masing dari pemerintah Victoria dan pemerintah federal,  tanpa suntikan dana perusahaan itu terancam bangkrut.

SPC Ardmona mengaku terkejut dan kecewa atas keputusan pemerintan federal yang menolak memberikan dana suntikan bagi perusahaannya. Keputusan Abbott ini sekaligus juga mengandaskan bantuan investasi yang mereka harapkan dari pemerintah Victoria. Karena suntikan modal pemerintah Victoria akan sangat tergantung pada suntikan dana dari pemerintah federal.

Dalam pernyataan yang diungkapkan Kamis (30/1) sore, Direktur Manajer SPC, Peter Kelly mengatakan keputusan kabinet Abboo  ini akan berdampak luas pada pabrik makanan di Australia.

"Keputusan ini sangat mengejutkan sekaligus mengecewakan, terutama sekali mengingat permohonan suntikan dana kami mendapat dukungan dari masyarakat setempat dan kalangan pengusaha lain di Australia,” katanya.

"Untuk bisa membangun bisnis yang menguntungkan sekaligus berkelanjutan di Australia itu perlu inovasi. dan inovasi itu membutuhkan investasi. Tanpa suntikan modal sejumlah produk buah  dalam kemasan dari Australia akan hilang dari pasaran dan konsumen tidak punya pilihan untuk membeli paket buah-buahan yang bersih di toko,” katanya.

Dalam pernyataannya SPCA juga mengatakan sejumlah rencana suntikan dana dari perusahaan induknya yakni Coca Cola Amatil (CCA) juga ikut menjadi tidak jelas nasibnya akibat dari keputusan pemerintah federal ini.

"Coca-Cola Amatil sebenarnya bermaksud menanamkan modalnya di SPC Ardmona, termasuk memasok  teknologi kelas dunia untuk pembangunan produk yang lebih efisien dimana suntikan dana itu sangat bergantung juga pada dukungan dana pemerintah," katanya.

Anggota Parlemen dari Partai Liberal, Sharman Stone, yang mewakili pemilih di kawasan yang terdapat pabrik SPC ikut mendukung permohonan suntikan dana tersebut. ia telah melobi sejumlah koleganya di pemerintahan agar menyetujui bantuan dana tersebut dengan mengatakan suntikan dana pemerintah akan mampu menyelamatkan ribuan tenaga kerja di lembah Goulburn.

Tapi setelah serangkaian pertemuan kabinet, Abbott memutuskan keyakinannya kalau perusahaan induk CCA mampu mendukung keuangan  SPCA secara mandiri di masa depan. CCA juga diminta segera menyelesaikan restrukturisasi di anak perusahaannya tersebut.

"Coca-Cola Amatil (CCA)  memiliki bisnis yang sangat bagus,” kata Abbott dalam pernyataannya.

"Saya pikir Shepparton akan terus menjadi kota yang sangat dinamis dan industri pertanian disana juga akan terus sukses bersama dengan  Coca Cola Amatil sebagai pemegang saham SPC Ardmona,”: kata Abbott.

Menteri Industri, Ian Macfarlane sebelumnya diduga sudah menyetujui pemberian dana talangan bagi SPC Ardmona namun kepada media mengatakan keputusan kabinet menolak permohonan suntikan dana tersebut sudah  menjelaskan secara jelas  pendekatan pemerintah koalisi mengenai kebijakan industri Abbott.

"Kami yakin reformasi industri perlu dipimpin oleh kalangan industri itu sendiri. Dan dalam kasus ini,  pemerintah harus meminjam uang untuk bisa mengabulkan permohonan suntikan dana ini. Padahal disatu sisi CCA sebaga perusahaan induk SPC memiliki kondisi keuangan yang sehat dan sangat  mampu mengadakan permodalan untuk reformasi di SPC dari kantongnya sendiri, “ tegas McFarlane.

Diperkirakan ada lebih dari 2.000 pekerjaan yang terancam hilang jika pabrik Shepparton ditutup. Dan hal tersebut akan berdampak bagi ribuan warga yang bekerja baik di sektor perkebunan maupun yang mengantarkan buah-buahan ke pabrik.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement