REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Mantan perdana menteri Australia Tony Abbott mengatakan kunjungannya ke Taiwan untuk membantu pulau demokratis itu keluar dari isolasi internasional. Ia menawarkan bantuan meski menghadapi 'tantangan' dari China.
Hal ini ia sampaikan saat bertemu dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen di kantornya di Taipei. Ia mengatakan kunjungannya tidak dalam kapasitas resmi apa pun. Namun kedatangannya tepat saat negara-negara demokrasi Barat ingin membantu Taiwan setelah China meningkatkan tekanannya ke pulau tersebut.
Abbott memuji keberhasilan Taiwan mengendalikan pandemi Covid-19 meski tidak berpartisipasi di lembaga internasional seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). China menghalangi keanggotan Taiwan di lembaga PBB itu karena Beijing mengklaim pulau tersebut salah satu provinsinya dan bukan negara.
"Langkah yang besar untuk mencoba membantu untuk mengakhiri isolasi internasional yang sudah Taiwan alami selama puluhan tahun sehingga saya di negara ini dan saya berharap ini hanya kunjungan pertama," kata Abbott, Kamis (7/10).
Menurut Abbott, Taiwan menunjukkan ke pihak lain di kawasan bahwa memungkinkan untuk menjadi kaya dan bebas. Ia menambahkan negara-negara demokrasi harusnya bersatu.
"Tentu tidak semua orang dan tidak semua tempat senang dengan kemajuan Taiwan dan saya mencatat tantangan yang dihadapi Taiwan setiap hari dari negara raksasa tetangganya," kata Abbott.
Kunjungan ini dilakukan setelah China mengirimkan puluhan pesawat tempur angkatan udaranya ke zona pertahanan Taiwan. Langkah yang dilakukan selama empat hari berturut-turut itu dimulai dari Jumat (1/10).
Seperti kebanyakan negara di seluruh dunia, Australia tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan. Akan tetapi mereka bergabung dengan Amerika Serikat (AS) yang mengungkapkan keprihatinan atas tekanan militer China ke pulau tersebut.