REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengumumkan perintah penangkapan terhadap pemimpin oposisi Leopoldo Lopez. Maduro juga memerintahkan aparat keamanan untuk menumpas kejahatan di Venezuela.
Perintah tersebut diberikan Maduro ditengah kekerasan yang kembali meletus di Venezuela. Sabtu (15/2) lalu, pendukung dan penentang Maduro melakukan aksi unjuk rasa. Polisi anti huru-hara berupaya membubarkan aksi dengan gas air mata dan meriam air.
Protes yang berubah menjadi kekerasan ini merupakan bagian dari gelombang terbaru demonstrasi di Venezuela. Insiden tersebut menewaskan tiga orang, 60 luka-luka dan sekitar 100 orang ditangkap aparat.
Dikutip dari kantor berita AFP, pada Sabtu (15/2), Maduro mengatakan pada ribuan demonstran pro pemerintah bahwa perburuan polisi terhadap Lopez tengah berlangsung. Ia mengatakan, Lopez telah memerintahkan pendukungnya melakukan kekerasan, melatihnya untuk menghancurkan kantor kejaksaan dan setengah dari Caracas. Maduro menambahkan, setelahnya, Lopez lari bersembunyi.
Maduro mengecam aksi Lopez sebagai tindakan yang didukung Amerika Serikat, dalam upaya menggulingkan kekuasaannya. Ia menantang Lopez untuk menyerahkan diri dan menyebutnya pengecut.Maduro mengatakan, pasukan keamanan tengah bekerja mencari Lopez yang belum terlihat sejak konferensi persnya Rabu (12/2) malam. Saat itu, Lopez bersumpah bahwa protes jalanan anti-pemerintah akan terus berlanjut.
Namun Maduro tak menyebut Lopez dengan nama. Ia merujuk dengan menggunakan julukan yang meremehkan, The Throne, untuk menunjukkan ambisi politik Lopez.