REPUBLIKA.CO.ID, JUBA-- Pihak militer Sudan Selatan membantah telah menggunakan bom curah Misi dalam peperangan melawan pihak pemberontak. Namun pihak PBB di Sudan Selatan (UNMISS) mengatakan pada Senin, bom-bom itu telah ditemukan pada 10 Februari 2014 lalu.
"Ada bukti bahwa bom curah yang digunakan (tetapi) tidak ada
bukti yang menunjukkan bahwa mereka yang menggunakan. Tetapi ( ada ) bukti apa yang disebut bom cluster digunakan dalam dua bulan terakhir," kata pejabat sementara Juru bicara UNMISS Joe Contreras kepada Reuters melalui telepon di Juba, Sudan Selatan.
Para pihak yang berperang juga telah saling menuduh pembantaian dan pembalasan etnis berbasis. Sudan Selatan memisahkan diri dari Sudan pada tahun 2011 di bawah kesepakatan damai yang mengakhiri puluhan tahun perang sipil dengan pemerintah di Khartoum.
Ini menguasai cadangan minyak terbesar ketiga di Afrika sub-Sahara setelah Nigeria dan Angola, menurut BP, tetapi tetap salah satu negara yang paling kurang berkembang di benua itu.