Selasa 18 Feb 2014 22:35 WIB

Veteran di Australia Terlantar Menunggu Proses Tunjangan

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Nasib sejumlah veteran perang Australia masih memprihatinkan. Selain tak punya pekerjaan tetap, mereka juga tidak memiliki uang. Parahnya lagi, menurut aktivis pendamping veteran, proses klaim tunjangan mereka yang diurus oleh Departemen Urusan Veteran atau  Department of Veterans Affairs (DVA) belum tuntas sampai saat ini.

Para veteran yang keluar dari militer setelah penugasan seringkali menghadapi transisi yang sulit kembali ke kehidupan sipil. Mereka yang mengalami cedera fisik mapun mental berharap, transisi akan lebih mudah dengan sesuatu bantuan dari Pemerintah Federal sebagai pengakuan atas pengabdian mereka.

Tapi banyak yang terhambat oleh birokrasi pasca militer, karena DVA dalam beberapa kasus makan waktu sampai enam bulan untuk memroses klaim mereka.

Veteran John Skewes mengatakan, kasusnya tiga kali tertukar dengan kasus lainnya.

Skewes mengalami penganiayaan fisik sebagai kadet Angkatan Udara Australia di tahun-tahun 1960-an.

Ia sudah diakui layak mendapat kompensasi dan dukungan dari DVA.

Dikatakannya, karena kekeliruan oleh utusan departemen, kasusnya tertukar dengan seorang veteran lainnya di Queensland yang mempunyai masa lalu dengan kekerasan.

'Informasi tentang veteran itu dikaitkan dengan saya - keluhan serius tentang veteran itu dikaitkan dengan saya," katanya kepada ABC.

"Informasi ini dikomunikasikan dari DVA dan beredar ke sejumlah orang."

Pada November tahun lalu, informasi pribadi Skewes keliru dirilis kepada pihak ketiga, dan pada bulan Desember ia keliru dikirimi informasi pribadi, kriminal dan medis dari seorang veteran lainnya.

Skewes mengatakan, ia merasa shock dengan pelanggaran privacy ini.

DVA mengatakan mempunyai lebih dari 300-ribu klien, banyak dengan file yang luas.

"Mengingat banyaknya materi, kesalahan kadang terjadi dalam penanganan file dan informasi," kata jurubicara DVA kepada ABC.

Kesalahan seperti itu patut disesalkan, katanya, dan DVA meminta maaf kepada klien dan melaporkan pelanggaran privacy kepada Kantor Informasi Australia.

ABC mendapat informasi bahwa banyak veteran mengalami hal yang sama.

Menteri Urusan Veteran Michael Ronaldson telah berjanji akan mengambil tindakan supaya para veteran tidak menunggu terlalu lama untuk pemrosesan klaimnya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement