Senin 24 Feb 2014 16:57 WIB

AS-Korsel Gelar Latihan Bersama

Rep: gita armada/ Red: Taufik Rachman
Bendera Korea Selatan
Foto: flagscountries.blogspot.com
Bendera Korea Selatan

REPUBLIKA.CO.ID,SEOUL-- Korea Selatan (Korsel) memulai latihan militer gabungan tahunannya bersama Amerika Serikat, pada Senin (24/2). Latihan tetap dilakukan di tengah ancaman Korea Utara, yang akan meningkatkan pengamanannya di perbatasan.

Channel News Asia melaporkan, awal latihan tahun ini digelar berbarengan dengan reuni keluarga Perang Korea. Setelah tiga tahun vakum, reuni keluarga akan kembali digelar.

Peristiwa tersebut sebelumnya menimbulkan harapan besar akan hubungan yang membaik antara Utara dan Selatan.Pyongyang awalnya bersikeras meminta Korsel menunda latihan militer gabungannya dengan AS.

Namun Seoul menolak hal itu. Meski begitu, Korut akhirnya tetap mengizinkan digelarnya reuni seperti yang dijadwalkan.Latihan gabungan terdiri dari latihan 'Key Resolve' dan 'Foal Eagle', yang akan berlangsung hingga 18 April.

Latihan melibatkan total 12.700 tentara gabungan dari AS dan masih banyak lagi dari Korsel. 'Key Resolve' berlangsung lebih dari sepekan, dan merupakan latihan dengan simulasi komputer.

Sementara delapan pekan ke depan, latihan 'Foal Eagle' melibatkan angkatan udara, laut dan darat.Latihan militer tahunan memang kerap memicu ketegangan dengan Pyongyang.

Selama ini Pyongyang mengutuknya sebagai bagian dari latihan invasi. Para pejabat pertahanan AS menyatakan, latihan tahunan kali ini sedikit melunak. Ini terbukti dari tak adanya kapal induk dan tidak adanya pembom strategis.

Namun juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel Kim Min-seok menegaskan, pada Senin, tak ada penyesuaian dalam skala manuver. Sementara itu, koran partai berkuasa Korut Rodong Sinmun edisi Sabtu (22/2) mengecam latihan sebagai 'upaya keji'.

Latihan dianggap dapat membatalkan niat baik yang dihasilkan dari kesepakatan reuni keluarga.Namun, pada kenyataannya Korut tetap mengizinkan berlangsungnya reuni keluarga.

Pengamat mengatakan, Korut khawatir pembatalan reuni dapat membahayakan perekonomian Korut."Strategi Utara jelas untuk mendapatkan beberapa manfaat ekonomi di balik penyelenggaraan reuni keluarga," ujar Direktur World Institute untuk Studi Korut di Seoul.

Secara khusus, Korut memang mengharapkan Selatan akan membuka kembali perjalanan wisata ke Gunung Kumgang di Korut. Korsel telah menghentikan wisata tersebut sejak seorang turis wanita asal Korsel, ditembak mati penjaga keamanan Korut pada 2008.

Presiden Korsel Park Geun-hye menganggap reuni sebagai langkah awal bagi pemerintahannya, untuk mempertimbangkan beberapa timbal balik ke Korut.Ancaman Korut untuk membatalkan reuni, ditarik selama pembicaraan awal bulan ini.

Kesepakatan menandai kontak resmi tingkat tinggi antara kedua Korea, selama tujuh tahun.Pyongyang selama ini ingin berbicara langsung dengan Washington. Namun, Menteri Luar Negeri AS John Kerry menegaskan tak akan berdialog dengan Utara sampai Utara menyatakan komitmennya terhadap pembatalan program nuklir.

Rencana Pengurangan Pasukan ASSementara itu di tengah latihan militer AS dan Korsel, Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel menyatakan rencananya melakukan penghematan di tubuh militer dengan pengurangan jumlah personel.

Dilansir dari The New York Times, para pejabat AS mengakui pemotongan anggaran akan bersiko pada angkatan bersenjata AS.Pejabat mencontohkan, jika angkatan bersenjata diperintahkan melakukan dua tindakan militer besar-besar pada saat yang sama, mereka akan kesulitan.

Ini menurutnya akan memakan lebih banyak korban. Para pejabat juga mengatakan, pengurangan militer bisa mengundang musuh.Meski begitu para pejabat mengatakan meski ada pengurangan anggaran, militer AS tetap akan memiliki kemampuan paling baik di dunia.

Menurutnya, penghematan dilakukan dengan mengurangi jumlah personel. Mereka mengatakan pasukan yang tersisa merupakan prajurit terlatih dan dilengkapi persenjataan terbaik.Atas semua usulan Hagel, para pejabat mengatakan proposal dirancang untuk memungkinkan militer AS untuk memenuhi arahan keamanan nasional Presiden Obama.

Selain itu pasukan juga untuk mempertahankan wilayah AS dan kepentingan bangsa di luar negeri, serta mencegah agresi. "Kami masih akan memiliki tentara yang berukuran sangat signifikan," kata pejabat tersebut.

Pemotongan yang diusulkan oleh Hagel sesuai dengan Undang-Undang Anggaran yang didukung dua partai. Obama dan Kongres pada bulan Desember, memaksakan menurunkan belanja militer sekitar 496 miliar dolar untuk tahun fiskal 2015.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement