REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Polisi federal Brazil , Senin mengatakan mereka akan berhenti bekerja Selasa dan Rabu untuk menuntut gaji yang lebih baik dan perbaikan keamanan bagi Piala Dunia.
"Kami telah mencapai satu situasi yang kritis, kata Jones Borges Leal, ketua federasi kepolisian federal nasional Brazil kepada AFP dalam satu protes di daerah bisnis Sao Paulo.
"Besok kami akan berhenti bekerja di seluruh negara," kata Borges,para kolega mengatakan gaji-gaji mereka telah dibekukan selama tujuh tahun.
"Kami memiliki sejumlah kegiatan yang telah diprogramkan bagi tahun itu dan mengharapkan agar itu jangan dihentikan selama Piala Dunia sepak bola," yang akan dimulai 12 Juni, katanya. "Saya mengharapkan hal itu tidak akan terjadi."
Sekitar 100 personil polisi memrotes Senin di sepanjang jalan raya Avenida Paulista dekat satu gedung yang menjadi tempat seminar pihak berwenang lokal mengenai keamanan Piala Dunia.
Sao Paulo menurut rencana akan menjadi tuan rumah pertandingan pembukaan sepak bola antara kesebelasan Brazil melawan Kroasia.
Para personil polisi yang memrotes itu mengacungkan slogan-slogan menuntut polisi federal standar FIFA"-- menyinggung standar-standar keamanan ketat bagi badan yang mengatur pertandingan sepak bola dunia - yang dituntut bagi turnamen itu.
Polisi mengatakan hanya 30 persen personil akan memberikan satu pelayanan minimum dalam pemogokan mini para kolega mereka di satu negara yang dilanda protes dalam bulan-bulan belakang ini terhadap korupsi dan biaya yang dikeluarkan menjadi tuan rumah Piala Dunia itu. "Sistem keamanan Brazil perlu di reformasi," kata Borges.
"Kami tidak memiliki cukup sumber-sumber daya manusia untuk menjami keamanan para warga Brazil, masih kurang untuk melayani para wisatawan asing," katanya.
Brazil mengharapkan akan menyambut sekitar 600.000 pengunjung asing yang menghadiri pertandingan-pertandingan sepak bola.
Menurut Borges, kendatipun Brazil hanya memiliki 10.000 polisi federal untuk mengawasi perbatasan dan keamanan bandara, keamanan gedung-gedung publik dan juga masalah paspor-paspor.
Mereka bertanggung jawab bagi keamanan kepala negara, Presiden Dilma Rousseff, dan para menteri pemerintahnya.
Masing-masing dari 27 negara federal Brazil mmiliki militer dan polisi sipil federal.
Sepuluh tahun lalu, mantan presiden Luiz Inacio Lula da Silva mengindikasikan ia akan membentuk satu struktur keamanan publik khusus melalui satu amendemen konstitusional tetapi rencana itu ditangguhkan.