REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Pemimpin masyarakat Tatar Krimea yang sebagian besar Muslim, Refat Abdurakhmanovich Chubarov mengatakan rakyat Tatar di Krimea akan memboikot referendum mendatang yang akan menentukan nasib daerah otonomi itu.
Chubarov menuduh Parlemen Krimea tidak mengajak mereka berbicara yang lebih memilih integritas Ukraina dan dia menegaskan tidak mengakui keabsahan otoritas Krimea.
"Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) seharusnya sudah berada di sini. Jika mereka datang belakangan sudah tidak ada gunanya lagi. Kami tidak punya kekuatan untuk menghentikan hal ini di tanah air kami," katanya dilansir dari World Bulletin, Kamis (6/3).
Krimea pernah menjadi Khanate Islam antara tahun 1441 sampai tahun 1783 dan menjadi negara vassal Turki Utsmaniyah. Wilayahnya mencakup hampir seluruh Ukraina sekarang ini. Negara ini kemudian direbut Rusia dan menjadi bagian Ukraina setelah runtuhnya Uni Soviet.