REPUBLIKA.CO.ID,PARIS -- Uni Eropa siapkan sanksi gelombang kedua untuk Rusia jika mereka tetap tak tinggalkan Krimea, Ukraina. Diplomat Inggris dan Prancis mengatakan para pejabat Uni Eropa sedang mempersiapkan sanksi putaran kedua setelah sanksi putaran pertama masih kurang keras meskipun telah diberlakukan sejak pekan lalu.
Sanksi kedua ini berupa larangan perjalanan dan tak bisa menggunakan aset di negara-negara UE. Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius mengatakan sanksi tersebut bisa mulai diterapkan akhir pekan ini.
''Jika Rusia tidak menarik kembali pasukannya dari Krimea, ada satu set sanksi yang akan berlaku pada minggu ini , antara lain membekukan aset pribadi dari Rusia dan Ukraina dan pembatasan visa,'' kata Fabius kepada radio France Inter, Selasa (11/3) waktu setempat seperti dikutip AP.
Namun, UE kemungkinan akan menunggu hasil referendum Krimea untuk menentukan pemberlakukan sanksi tersebut. Menteri Luar Negeri Jerman Walter Steinmeier mengatakan UE akan memutuskan sanksi pada Senin setelah referendum jika situasi tidak membaik.
Sementara, Amerika Serikat telah memberlakukan sanksi ini dan mengirim peralatan militer. Banyak orang Eropa mengkhawatirkan pecahnya perang karena kemarahan Rusia. Pasalnya, Rusia tetap mitra dagang dan pemasok energi yang penting.