Jumat 28 Mar 2014 14:34 WIB

Tren Wajah Berjenggot Marak di Kalangan Pria Australia

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY  -- Wajah berjenggot kini kembali tren di kalangan pria.  Jika dulu wajah berjenggot hanya dilakukan oleh pengendara motor besar atau kalangan hippies, tapi sekarang seluruh aktor pemenang piala Oscar sampai bintang sepak bola Australia ikut-ikutan tampil dengan wajah berbulu ala Ned Kelly.  Kios pangkas rambut yang melayani jasa cukur kumis dan jenggot pun bermunculan di seluruh Australia.

Pemangkas rambut pria, Nathan Meers telah menekuni profesi mencukur rambut pria selama 15 tahun dan baru-baru ini ia membuka kios pangkas rambut bertema retro di Sydney.

Nathan Meers mengaku belakangan ia semakin sering melayani pelanggan yang tampil berjenggot. Dalam satu hari ia bisa sampai lima kali merapikan jenggot pelanggannya.

"Terutama dalam kurun waktu 2 sampai 3 tahun terakhir ini ada lonjakan besar pelanggan yang memelihara jenggot. Sepertinya tampil dengan wajah brewok berjenggot kini kembali menjadi tren dikalangan pria,” tuturnya, belum lama ini.

“Dalam lima tahun terakhir biasanya orang-orang hanya memelihara jenggot yang tipis, tapi sekarang mulai banyak orang yang memelihara jenggot yang panjang.

 

"Saya pikir tampaknya pria hanya sedikit muak dengan gaya klimis dan rapi ala pria metroseksual.  Jadi kemudian mereka lebih memilih tampil dengan sedikit berantakan dan wajah berkumis dan jenggot." Kata Nathan.

Salah seorang pelanggan Nathan,  Mark mengaku sejak memelihara jenggot dia mendapat perlakuan yang berbeda.

"Entah kenapa mungkin ini hanya psikologis saja atau memang sebenarnya terjadi, tapi saya merasa dengan memelihara jenggot pria menjadi lebih dihormati. Saya perhatikan hal itu ketika di toko misalnya, penjaga toko bersedia melayani saya  lebih lama ketika berbelanja,” kata Mark.

Tren memelihara jenggot di kalangan pria ini juga turut mempengaruhi penjualan silet cukur, karena pria sekarang tidak mencukur jenggotnya sesering dulu.

Perusahaan silet cukur raksasa merek Gillette, Procter and Gamble, mencatat ada penurunan pendapatan sebesar 17% pada pertengahan Desember lalu.

Trend memelihara jenggot ini menjadi tidak terkendali di sejumlah kota pusat gaya di dunia seperti Brooklyn, New York, dimana banyak pria yang kesulitan menumbuhkan jenggot diwajahnya rela membayar hingga $US8,500  hanya untuk menumbuhkan jenggot tipis di wajahnya atau sekalian melakukan operasi pencangkokan rambut di wajah – prosedur operasi yang membantu membuat jenggot terlihat lebih tebal dan tumbuh tidak merata.

Band bertema Jenggot

Tren jenggot ini juga ikut mendongkrak ketenaran band The Beards, band beranggotakan 4 personil berjenggot panjang yang hanya menulis lagu tentang jenggot ini. Band ini  dinominasikan sebagai folk-rock band komedi dalam ajang penghargaan ARIA.

Menurut pentolan band ini, Johann Beardraven, bandnya terbentuk di Adelaide tahun 2005,  jauh sebelum munculnya trend memelihara jenggot muncul.

“Ketika kami mulai band ini, belum banyak orang yang memelihara jenggot, pertengahan tahun 2000  itu merupakan masa-masa kegelapan karena memelihara jenggot sama sekali tidak diminati, “ katanya.

"Lalu ketika kami tampil, mulai banyak orang yang berpikir aku juga akan memelihara jenggot, dan mereka melakukannya dan sekarang banyak sekali orang yang memelihara jenggot.

Sekarang band The Beards akan merilis album ke-4 mereka yang bertema tentang jenggot – the beardraven dan akan menggelar tur ke sejumlah kawasan di Australia.

The Beard memiliki kelompok penggemar fanatik yang tergabung dalam Klub Wajah Berjenggot Sydney - kelompok sosial untuk pria berkumis dan pengagum mereka yang dimulai awal tahun lalu.

Ketika ditanya mengapa dia mencintai jenggot lebat, salah satu anggota menjelaskan: "Saya terlihat seperti berusia 12 tahun tanpa jenggot."

Anggota lain senang jika ada anggota keluarga yang mengajaknya bermain Santa  diwaktu Natal.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement