REPUBLIKA.CO.ID, ALJIR -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry pada Kamis (4/3) menuntut tindakan dari pemimpin Israel dan Palestina, dengan menyatakan perundingan dalam keadaan "genting" dan mereka harus memilih apakah akan melakukan perdamaian.
Kelompok perunding di Yerusalem membuat kemajuan dalam pembicaraan semalam, yang berlangsung hingga pukul 04.00 (08.00 WIB), tapi masih ada kesenjangan, yang harus ditutup cukup segera, kata Kerry di Aljir pada awal perjalanan ke Afrika Utara.
"Anda bisa membantu, mendorong, memacu, tapi merekalah yang harus membuat keputusan mendasar untuk berkompromi," kata Kerry.
"Pemimpin harus memimpin dan mereka harus dapat melihat kesempatan," tambahnya, dengan menunjukkan tanda putus asa sesudah berbulan-bulan upaya perdamaian tanpa hasil.
Perunding dari Amerika Serikat, Israel dan Palestina mencoba memetakan jalan setelah kedua pihak mengambil langkah, yang Washington sebut "tidak membantu".
"Ada pepatah lama, 'Anda dapat menuntun kuda ke air, tapi tidak dapat membuat ia minum'," kata Kerry di kementerian luar negeri Aljazair.
"Sekarang saatnya minum. Pemimpin perlu tahu itu," katanya.
Ia menambahkan bahwa Amerika Serikat tetap bertekad berunding dan bahwa setelah pertemuan tripihak pada Rabu, pembicaraan akan berlanjut.
Ia akan mengadakan pembicaraan lebih lanjut pada Kamis dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmud Abbas, katanya tanpa merinci.
"Kami mendesak mereka berkompromi, yang sangat penting untuk bergerak maju," kata Kerry. "Pertarungan sekarang, ketidaksepakatan, bukan atas dasar hakikat perjanjian akhir. Itu atas upaya mencapainya dan yang perlu dilakukan agar dapat terus berunding. Akan menjadi tragedi bagi mereka bila kehilangan kesempatan mendapatkan masalah nyata, yang membedakan kedudukan akhir perjanjian itu," katanya.
Liga Arab menyerukan pertemuan darurat menteri luar negeri pada 9 April membahas perundingan perdamaian antara Israel dan Palestina ditengahi Amerika Serikat, kata ketuanya, Nabil Arabi, pada Rabu.
Pertemuan tersebut akan membahas penolakan Israel membebaskan tahanan asal Palestina, titik kunci perundingan itu, kata Arabi kepada wartawan.
Presiden Palestina Mahmud Abbas meminta pertemuan itu, kata Arabi, dengan menambahkan bahwa itu akan memeriksa perkembangan dalam penolakan Israel membebaskan tahanan tahap keempat dan memperpanjang pembicaraan.