REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Menteri Perdagangan Australia, Andrew Robb, meyakinkan rekan-rekannya di Pemerintahan Koalisi, tak akan ada perubahan dalam aturan investasi asing pada sektor pertanian. Meski diakuinya kesepakatan perdagangan dengan China terus dimatangkan.
Pemerintah Federal Australia merencanakan kesepakatan perdagangan bebas dengan China bisa dicapai akhir tahun ini. Saat ini, Menteri Perdagangan Andrew Robb tengah berada di China bersama PM Tony Abbott, merundingkan kesepakatan ini.
Kepada ABC, Mendag menegaskan ia tak akan mengubah kebijakan investasi asing pada sektor pertanian.
“Batasan 15 juta dolar di sektor pertanian masih berlaku terhadap semua negara, sebelum investasi mereka dikaji Badan Peninjauan Investasi Asing (FIRB), tak ada perubahan apapun,” ujarnya, baru-baru ini.
Meskipun demikian, pemerintah Australia berencana meringankan aturan terhadap investor non-swasta (negeri) dalam skema perdagangan bebas dengan China.
China meminta Australia melonggarkan prosedur yang dijalankan FIRB terhadap investasi perusahaan yang dikontrol dan dimiliki pemerintah negeri Tirai Bambu tersebut. Bak gayung bersambut, pemerintah Australia menaruh perhatian pada permintaan ini.
“Kami ingin mempertimbangkan dengan seksama peran yang telah dijalankan perusahaan milik pemerintah China sebagai warga negara Korporat di Australia ... lapangan kerja yang mereka ciptakan, investasi yang mereka munculkan, pajak yang mereka selalu bayar, mereka telah berkontribusi pada kualitas hidup kita,” urai Mendag Robb.
Lebih lanjut ia menambahkan, PM Abbott telah mengusulkan kepada PM China, Li Keqiang, untuk memulai negosiasi atas isu ini.
“Kita harus sedikit lebih kreatif menangani isu ini. Harus benar-benar cermat memperlakukan perusahaan negeri dan di sisi lain tetap memperhatikan perusahaan swasta,” ujarnya.
Mendag Robb ingin menarik investasi asing untuk menanamkan modalnya di proyek agrikultur di utara Australia dan juga di bagian lain negeri Kanguru ini.
“Kita harus berpikir rasional dan berimbang dalam membahas isu ini jika kita ingin mengambil peluang-peluang yang tengah tumbuh pesat di China,” tegasnya.