REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kepolisian Provinsi Guizhou, Cina, Senin (14/4), menyita puluhan ribu senjata ilegal berupa senjata dan pisau, sekaligus menangkap 15 orang tersangka yang diduga terlibat dalam produksi dan penjualannya. Media setempat melaporkan setelah empat bulan melakukan penyelidikan polisi memperkirakan ketelibatan geng mafia dalam produksi serta penjualan 15.000 senjata dan 120.000 pisau ilegal di perbatasan.
Polisi mencatat produksi dan penjualan lintas wilayah senjata ilegal terjadi pada 27 provinsi dan kotamadya, termasuk Provinsi Guangdong, Guizhou, Hunan dan Sichuan. Aparat juga telah mendeteksi keberadaan geng mafia yang bertangung jawab terhadap produksi dan penjualan beragam senjata ilegal itu.
Geng mafia diketahui berpusat di Sahodong yang berbatasan dengan Provinsi Hunan yang memang banyak pembuat senjata dan pisau. Salah seorang petugas kepolisian Biro Keamanan Publik, Guiyang Du Chang, mengatakan geng mafia yang bertanggung jawab terhadap produksi dan penjualan secara ilegal itu, awalnya memiliki bisnis keluarga pembuatan pisau.
Pemerintah Cina melarang produksi dan penjualan senjata sebagai bagian dari upaya untuk menghindari kekerasan dalam setiap tindak kejahatan dan kriminal lainnya. Masyarakat umum tidak diperbolehkan untuk memiliki senjata pribadi dan pada 2008 Kementerian Keamanan Publik telah mengeluarkan ketetapan sekaligus pihak mana saja yang berhak melakukan penjualan senjata guna memudahkan pula identifikasi terhadap siapa saja yang membeli senjata itu.