REPUBLIKA.CO.ID, PERTH -- Tim pencari pesawat Malaysia Airlines berencana mengerahkan kapal selam tanpa awaknya untuk pertama kali. Kepala Pencarian Angus Houston mengatakan Bluefin 21, kapal selam tanpa awak, akan dikerahkan secepat mungkin ke dasar lautan untuk mencari puing pesawat.
Tim pencari selama ini telah menggunakan alat pendeteksi sinyal kotak hitam pesawat untuk melakukan pencarian di Samudera Hindia. Namun, hingga kini belum ada sinyal baru yang berhasil terdeteksi. Tim pencari pun mengkhawatirkan baterai kotak hitam telah habis.
Houston menyebutkan tak ada sinyal yang terdeteksi selama enam hari pencarian, sehingga saatnya untuk mengerahkan kapal selam. "Empat sinyal yang sebelumnya terdeteksi merupakan petunjuk terkuat dalam pencarian ini," katanya.
Bluefin 21, kapal selam tanpa awak ini dapat menciptakan sonar di dasar lautan. Rencananya, kapal ini akan dikerahkan di lokasi terakhir sinyal terdeteksi pekan lalu di lautan dengan kedalaman 4.5 kilometer.
Para pejabat pun meyakini sinyal yang terdeteksi itu konsisten dengan rekaman penerbangan. "Para peneliti memutuskan Ocean Shield kapal milik Australia akan melakukan pencarian dengan alat pendeteksi sinyal dan mengerahkan Bluefin 21 secepat mungkin," katanya.
Houston melanjutkan, pencarian ini diperkirakan akan membutuhkan waktu yang lama dan kerja keras, yang bahkan tanpa hasil. "Saya hanya ingin mengatakan pada semua orang, jangan terlalu optimis, tetapi lebih realistis dan berharap sinyal yang terdeteksi kemarin memang berasal dari kotak hitam," kata Houston.