Selasa 15 Apr 2014 13:36 WIB

Bom Terminal Bus di Nigeria Diduga Ulah Boko Haram

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Bilal Ramadhan
Kelompok Boko Haram (ilustrasi)
Kelompok Boko Haram (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA– Setidaknya 71 orang dilaporkan meninggal dan 124 orang terluka dalam tragedi meledaknya bom di terminal bis kota utama Abuja, Nigeria, Senin (14/3). Presiden Nigeria, Goodluck Jonathan yang mengunjungi lokasi ledakan menyalahkan kelompok militan Boko Haram sebagai dalang dari peristiwa ini.

Boko Haram dikenal sebagai kelompok ekstrimis yang bertanggungjawab atas serangkaian serangan di negara-negara wilayah timur laut sejak lama. Terminal Bis, menurut Jonathan disinyalir menjadi tempat favorit Boko Haram menuai teror. Pada Maret 2013, kelompok ini meledakan terminal bis utama di Kano, kota terbesar kedua di Nigeria dan menewaskan setidaknya 25 orang.

Pihak berwenang mengatakan ada dua bom yang meledak namun hanya satu bom yang berhasil meluluhlantakan terminal. Bom meledak di jam sibuk pada pagi hari sekitar pukul 6.45 waktu setempat.

Bus-bus dan kendaraan umum tercacah di area terminal dengan darah berceceran. Kepala Badan Bantuan Darurat Abuja Abbas Idris mengatakan pada BBC, hingga malam jumlah korban meninggal yaitu 71 orang dan 124 orang terluka. Namun angka ini bisa lebih tinggi karena pihak berwenang masih bertugas dalam kekacauan.

‘’Aku tidak bisa menghitung jumlah orang yang meninggal, kami membawa jenazah langsung ke kendaraan terbuka untuk dibawa ke rumah sakit,’’ kata Ben Nwachukwu, seorang petugas sipil yang membantu evakuasi. Juru bicara kepolisian Frank Mba mengatakan sekitar 16 bus wisata mewah dan 24 minibus hancur.

Penyelidik dari Nigerian Emergency Management Agency (NEMA), Charles Otegbade meyakini ledakan bisa berasal dari dalam kendaraan. Ledakan meninggalkan lubang di tanah sedalam 1,2 meter di Nyanya Motor Park, sekitar 16 kilometer dari pusat kota. Ledakan ini merusak lebih dari 30 kendaraan di sekitarnya.

Kantor berita AP melaporkan, ledakan ini kemudian memicu ledakan kedua yang berasal dari tangki bahan bakar. Pihak kepolisian telah mendeklarasikan peringatan merah karena wilayah Abuja menjadi rentan akan serangan. Meski demikian pihak kepolisian masih belum merilis pelaku pemboman.

Presiden Jonathan mengatakan negara akan mengatasi segala bentuk pemberontakan. Termasuk yang dilakukan Boko Haram. ‘’Isu Boko Haram ini akan sementara, tentu kita akan segera menyelesaikannya,’’ kata dia.

Kontributor BBC, Will Ros melaporkan, tahun ini kelompok yang berafiliasi dengan Al Qaidah itu telah membunuh lebih dari 1500 warga sipil di tiga negara timur laut termasuk Nigeria dalam beberapa serangan. Boko Haram sebelumnya beberapa kali menyerang Abuja, termasuk serangan di gedung PBB pada 2011.

Pemerintah Nigeria menyatakan aksi teror semakin menyempit di area timur laut. Namun, peristiwa di Abuja ini membawa kekhawatiran bahwa kelompok yang mengatasnamakan Islam itu berniat memperluas wilayah operasi mereka.

Sebanyak 135 orang juga dilaporkan tewas pada serangan tak bertuan di negara bagian Borno pada Rabu dan Kamis lalu. Kontributor BBC mengatakan pemerintah dan militer setempat tidak merilis informasi tersebut. Menurut beberapa pengamat, serangan di wilayah timur laut banyak diabaikan meskipun seluruh perkampungan dibantai. Kadang pihak militer tak meresponnya.

Namun, serangan di Abuja tidak bisa dikesampingkan. Ini menjadi peringatan bagi seluruh negeri bahwa Nigeria tidak dalam keadaan yang baik. Boko Haram selama ini menargetkan fasilitas-fasilitas publik dalam serangannya. Seperti sekolah, gereja, mesjid, perkampungan hingga fasilitas pemerintah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement