Selasa 22 Apr 2014 20:11 WIB

Pengakuan Kru Kapal Feri Korsel

Keluarga korban kapal Sewol yang tenggelam di Laut Jindo sesaat sebelum melakukan long march ke istana presiden untuk memprotes tim penyelamat pemerintah yang dinilai lamban dalam mengevakuasi korban, Ahad (20/4).
Foto: AP Photo/Ahn Young-joon
Keluarga korban kapal Sewol yang tenggelam di Laut Jindo sesaat sebelum melakukan long march ke istana presiden untuk memprotes tim penyelamat pemerintah yang dinilai lamban dalam mengevakuasi korban, Ahad (20/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Kapal feri Sewol tenggelam Rabu lalu dalam perjalanan rutin dari pelabuhan Incheon ke pulau peristirahatan Jeju.

Dari 476 penumpang dan kru kapal, sebanyak 339 diantaranya adalah murid-murid sebuah sekolah menengah dan guru-guru yang akan melakukan kegiatan luar sekolah. Hanya 174 penumpang yang berhasil diselamatkan dan sisanya dinyatakan tewas tenggelam.

Seorang kru kapal mengatakan mereka mencoba mencapai sekoci namun gagal karena kapal sudah miring. Hanya dua dari 46 sekoci kapal yang bisa dilepaskan.

Dua kru lain berkata dengan kepala tertunduk sehingga tidak nampak siapa yang berbicara. Salah seorang mengatakan ada kesalahan saat kapal berbelok. Kru lainnya mengatakan di saat terakhir ada perintah untuk meninggalkan kapal.

Ia mengatakan kru kapal berada di anjungan dan berusaha mengembalikan keseimbangan kapal namun gagal. "Mungkin ada gir kemudi yang patah," kata salah seorang kru itu.

Menurut media, kapal tersebut kehilangan tenaga selama 36 detik yang kemungkinan menjadi salah satu penyebab.

Media penyiaran KBS mengutip transkrip percakapan antara kru dengan pemantau lalu lintas laut, Jindo Vessel Traffic Services Centre, yang mengatakan para penumpang berulangkali diminta untuk tetap berada di tempat.

''Selama setengah jam, kru di dek tiga terus menanyakan kepada anjungan melalui walkie-talkie apakah mereka bisa membuat perintah meninggalkan kapal,'' kata KBS.

Tidak ada seorang pun menjawab. "Saat itu, kami tidak bisa mengkonfirmasikan situasi di anjungan," kata KBS mengutip seorang kru kapal.

"Kami terus mencoba untuk mencari tahu tapi ... karena tidak ada instruksi dari anjungan, kru di lantai tiga mengikuti instruksi dalam manual dan terus membuat pengumuman 'tetap berada di tempat Anda'. Setidaknya tiga kali."

Kapten kapal, Lee Joon-seok (69), tidak berada di anjungan ketika kapal itu berbelok. ''Navigasi dikendalikan oleh seorang petugas level tiga berusia 26 tahun yang untuk pertama kalinya dipercaya menjalankan tugas itu,'' kata kru.

Dalam percakapan yang membingungkan antara kapal Sewol yang tenggelam dan petugas pemantau lalu lintas laut, kru mengatakan kapal tersebut menghubungi pelabuhan.

"Upayakan para penumpang mengenakan pelampung dan bersiap seandainya Anda harus meninggalkan kapal," kata petugas pemantau.

Sewol menjawab: "Sulit bagi penumpang untuk bergerak sekarang."

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement