REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR-- Sekitar 6,7 juta penduduk Kuala Lumpur, Putrajaya dan Selangor menghadapi pembagian air bergilir selama 161 hari. Hal ini setelah pemerintah negara bagian Selangor memutuskan melanjutkan langkah penjatahan air yang sudah berlangsung sejak 27 Februari lalu di Lembah Klang.
Langkah tersebut dilakukan sebagai persediaan menghadapi musim kering yang diperkirakan mulai melanda Malaysia pada Mei hingga September. Menteri Besar Selangor Tan Sri Abdul Khalid Ibrahim mengatakan keputusan itu diambil dengan memperhitungkan keadaan pasok air di Empangan Sungai Selangor, Kuala Kubu Bharu, yang saat ini masih berada di bawah batas kritis.
Pasok air tersebut hanya bisa bertahan selama 29 hari jika langkah pembatasan pasok air dihentikan, katanya. "Kita juga mau pastikan pasok air dapat bertahan selama enam bulan agar ketika Ramadan dan Idul Fitri, rakyat mendapat pasok air secukupnya," katanya.
Sementara itu, Badan Meteorologi Malaysia mengatakan cuaca panas bakal melanda negara ini mulai Mei hingga September menyusul peralihan muson barat daya yang menyebabkan curah hujan berkurang. Kepala Badan Meteorologi Datuk Che Gayah Ismail mengatakan perubahan cuaca akan dapat dirasakan oleh penduduk paling awal pada minggu pertama atau kedua Mei.
"Kawasan utara Semenanjung akan mengalami musim panas yang lebih kentara karena iklim tropika yang kurang lembab dibandingkan kawasan selatan," katanya. Temperatur udara rata-rata di seluruh semenanjung Malaysia diperkirakan pada kisaran 32 hingga 34 derajat celsius.