Selasa 29 Apr 2014 11:55 WIB

Pemilihan Parlemen, 32 Satuan Keamanan Irak Tewas

Rep: c70/ Red: Bilal Ramadhan
Aksi kekerasan masih melanda Irak. (ilustrasi)
Foto: EPA/Shebab Ahmed
Aksi kekerasan masih melanda Irak. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD-- Sebuah serangan terjadi pada saat Pemilihan Parlemen pertama di Irak sejak 2011 pada Senin (28/4) lalu. Dalam serangan tersebut, sedikitnya menewaskan sebanyak 32 orang dari pihak kepolisian dan tentara Irak.

“Serangan yang berupa penembakan dan ledakan diduga sengaja ditargetkan di pusat pemilihan yang juga melukai sedikitnya 92 orang,” kata pihak kepolisian setempat dan sejumlah pejabat kesehatan di Baghdad seperti dikutip dari CNN, Selasa (29/4).

Sebelumnya dalam beberapa kasus, misalnya pelaku bom bunuh diri yang sengaja meledakkan bom di pusat-pusat pemungutan suara ketika pasukan keamanan menggunaan hak suaranya untuk pemilu. Negara Irak memang telah dilanda kekerasan politik selama berbulan-bulan. Kelompok seperti Sunni, Syiah yang paling sering bertanggung jawab dalam sejumlah serangn yang terjadi.

Menurut laporan pihak kepolisian, kekerasan telah meningkat selama setahun lalu. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, tahun 2013 adalah yang paling mematikan di Irak sejak tahun 2008 karena lebih dari 8.800 orang tewas dan sebagian besar adalah warga sipil.

Pasukan militer dan satuan kepolisian mempunyai waktu dua hari untuk memberikan hak suaranya sebelum seluruh warga negara memberikan suara mereka dalam pemilihan parlemen pada Rabu (30/4). Sebanyak 9.032 kandidat akan bersaing untuk memperebutkan 328 kursi Dewan Perwakilan Rakyat di Iran.

"Pemilihan ini menandai sebuah peristiwa penting dalam transisi demokrasi Irak dan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perdamaian dan stabilitas di negara ini," kata Sekjen PBB Ban Ki-moon dalam sebuah pernyataan, Selasa.

Sejumlah warga mengecam keras gelombang kekerasan, serangan teroris dan mendesak para pemimpin untuk memastikan bahwa semua laki-laki dan perempuan di Irak dapat berpartisipasi dalam pemilu tanpa khawatir dengan serangan-serangan itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement