Ahad 04 May 2014 14:58 WIB

31 Muslim Dibunuh, India Kerahkan Militer

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Joko Sadewo
Muslim India
Foto: OnIslam
Muslim India

REPUBLIKA.CO.ID, BARAMA -– Pemerintah India mengerahkan pasukan militernya ke wilayah Assam pada Sabtu kemarin. Pengerahan pasukan ini dilakukan menyusul tewasnya 31 umat Muslim setelah diserang oleh para militan.

Kerusuhan di wilayah tersebut terjadi menjelang akan berakhirnya pemilu di India. Aparat keamanan menemukan sembilan korban dengan luka tembakan pada Sabtu lalu, enam di antaranya merupakan wanita dan anak-anak.

Sebelumnya, pihak kepolisian menuduh suku Bodo telah menyerang para penduduk Muslim sebagai bentuk hukuman karena tidak mendukung kandidatnya dalam pemilu di India. Suku Bodo merupakan pengikut kepercayaan lokal Bathouist.

“Kami takut tinggal di desa kami, kecuali pemerintah memberikan keamanan,” kata Anwar Islam, seorang penganut Islam yang mengunjungi Barama untuk membeli makanan dan letaknya sekitar 30 km dari wilayah Baksa, dimana serangan tersebut terjadi.

Lanjutnya, sejumlah pria bersenjata telah datang ke desanya, Masalpur, menggunakan sepeda dan kemudian menembakkan senjatanya dan membakar rumah-rumah penduduk. Sementara itu, wakil dari Suku Bodo mengatakan kebanyakan warga Muslim di Assam merupakan imigran illegal yang berasal dari Bangladesh yang melanggar batas tanah leluhurnya.

Dilansir dari Associated Press, menyusul insiden itu, kepolisian India pun telah menahan 22  orang. Menurutnya, mereka telah membantu para pemberontak melakukan pembunuhan terhadap warga Muslim.

Inspektur jenderal kepolisian regional, L. R. Bishnoi mengatakan para pelaku yang ditahan tersebut telah membakar rumah dan telah memberikan bantuan perlindungan terhadap para pemberontak. Namun, ia tidak memberikan penjelasan lengkap.

Lanjutnya, para pemberontak merupakan anggota faksi Front Demokrasi Nasional dari Bodoland. Meskipun begitu, para pemberontak membantah tuduhan tersebut dan menyalahkan insiden itu kepada pemerintah setempat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement