Selasa 06 May 2014 16:05 WIB

Astaga, Boko Haram Akan Jual Ratusan Siswi yang Diculik

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Bilal Ramadhan
Boko Haram
Foto: Times Live
Boko Haram

REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA– Dalam sebuah video yang diperoleh kantor berita AFP, kelompok militan Boko Haram mengaku bertanggung jawab atas penculikan 276 siswi dari sekolah khusus wanita di Chibok, Borno Nigeria Utara. Pemimpin militan Abubakar Shekau mengatakan Boko Haram juga akan menjual mereka.

‘’Saya menculik gadis-gadis anda, dan demi Tuhan saya akan menjual mereka di pasar,’’ kata Shekau dalam video yang berdurasi 57 menit, dikutip Aljazirah.

Ratusan siswi itu diculik pada 14 April dalam serangan menjelang fajar. Boko Haram mengangkut mereka ke dalam truk-truk dan melarikan diri. Hingga saat ini, pemerintah Nigeria mengaku tidak mengetahui keberadaan para siswi.

Kemampuan militer pun mengecewakan karena tidak dapat mencegah serangan dan melakukan aksi penyelamatan. Presiden Goodluck Jonathan mengaku telah meminta bantuan internasional. AS menjanjikan bantuan pada akhir pekan ini.

Masih dalam video yang sama, Shekau mengatakan, seharusnya anak-anak perempuan tidak sekolah, tapi dinikahkan. ‘’Tuhan memerintahkan saya untuk menjual mereka, gadis-gadis itu adalah milikNya, dan saya akan menjalankan perintah itu,’’ kata dia.

Dua orang bertopeng dan bersenjatakan AK 47 tampak mendampingi Shekau. Mereka berdiri di depan sebuah kendaraan berlapis baja yang biasa digunakan untuk mengangkut personil. Pengakuan melalui video tersebut sejalan dengan laporan orang-orang lokal dan orang tua siswi. Bahwa anak-anak mereka dipaksa menikah atau akan dijual untuk dijadikan budak.

Pernyataan Shekau semakin menambah kekhawatiran para orang tua dan kerabat akan keselamatan buah hati mereka. Kantor berita AP menyatakan pengambilan gambar dalam video tidak bisa diidentifikasi. Tidak jelas apakah video dibuat sebelum atau sesudah laporan pekan lalu, dimana beberapa gadis telah dipaksa menikahi penculik dengan bayaran 12 dolar AS.

Siswi-siswi yang diculik berusia sekitar 16 hingga 18 tahun dan duduk di tingkat akhir sekolah. Imbas penculikan pada malam 14 April itu, protes mengular di jalanan Nigeria. Seorang wanita, Naomi Mutah Nyadar dibawa ke kantor polisi Asokoro atas tuduhan provokasi protes.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement