REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kiev harus menghentikan operasi militernya di Ukraina timur dan memulai dialog langsung dengan para pendukung kemerdekaan, jika krisis di negara itu akan berlangsung untuk waktu yang lama, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, Selasa.
"Kunci untuk meredakan situasi tentu penghentian operasi militer terhadap para demonstran," kata Lavrov dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Polandia Radoslaw Sikorski dan Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier.
"Hanya kemudian orang, yang Anda sebut separatis, saya yakin, akan membalas," kata Lavrov.
Lavrov mengatakan bahwa tidak ada orang yang tertarik pada kekerasan yang terus berlanjut, tetapi orang tidak bisa disalahkan karena berusaha untuk mempertahankan rumah dan anak-anak mereka.
Menteri juga menekankan bahwa penolakan Kiev untuk memulai dialog dengan pendukung kemerdekaan di Ukraina timur hanya akan memperpanjang krisis tanpa batas.
"Pihak-pihak yang saling bertentangan di Ukraina, yang menolak menciptakan kondisi untuk dimasukkannya perwakilan dari selatan dan timur dalam dialog berarti hanya akan menyeret krisis ini selama-lamanya," kata Lavrov.
Kekerasan di Ukraina timur telah meningkat sejak awal operasi khusus diluncurkan oleh pihak berwenang Kiev pada pertengahan April untuk menindak para pengunjuk rasa. Operasi, berulang kali dikecam oleh Rusia, telah merenggut puluhan nyawa warga sipil.