Sabtu 14 Jun 2014 07:21 WIB

Indonesia Dorong Munculnya Kebijakan Perlindungan Perempuan Secara Global

Red: M Akbar
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON --Menteri Luar Negeri RI, Marty Natalegawa mengatakan Indonesia menegaskan perlu ada langkah nyata secara global untuk mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak dalam konflik bersenjata

Hal itu disampaikan Menlu Marty Natalegawa, pada pertemuan Global Summit to End Sexual Violence in Conflict di London, Inggris, yang berlangsung sejak tanggal 12-13 Juni.

Menlu menegaskan pentingnya masyarakat internasional mengambil langkah-langkah nyata untuk mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak dalam konflik bersenjata.

"Indonesia mendorong adanya pendekatan bersama dalam menangani isu tersebut melalui empat langkah konkret yaitu pencegahan, deteksi dini, perlindungan, serta tindakan hukum dan pemberian keadilan bagi korban.

Keempat langkah ini penting guna mensinergikan dan mengefektifkan upaya nyata bersama negara-negara dalam mengakhiri kekerasan seksual dalam konflik bersenjata," ujarnya.

Menlu menggarisbawahi arti penting peran misi penjaga perdamaian dalam upaya menangani kekerasan seksual dalam konflik bersenjata.

Dikatakannya sebagai yang terdepan dalam menjaga perdamaian di daerah konflik, pasukan penjaga perdamaian harus memiliki kapasitas untuk mencegah dan menangani kekerasan seksual dalam konflik bersenjata.

Indonesia, sebagai salah satu negara kontributor pasukan penjaga perdamaian PBB, mengintegrasikan nilai-nilai dan pengetahuan HAM serta hukum humaniter kepada pasukan penjaga perdamaian Indonesia, ujar Menlu.

Indonesia adalah salah satu dari 14 negara champions dari Preventing Sexual Violence Initiative (PSVI), sebuah inisiatif global untuk mencegah dan mengakhiri kekerasan seksual dalam konflik bersenjata.

Global Summit dihadiri oleh kurang lebih 2000 peserta dari 114 negara, yang terdiri dari dua kepala negara, 70 menteri, ratusan pakar dan sejumlah peserta lainnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement