Kamis 26 Jun 2014 23:02 WIB

Tunawisma Adelaide Belajar Jadi Penulis

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, ADELAIDE -- Sejumlah tunawisma di Australia Selatan belajar mengungkapkan pengalaman hidupnya lewat tulisan. Kelompok marjinal ini ikut dalam program pelatihan menulis bagi tunawisma yang sering dijumpai di sudut kota Adelaide menjajakan majalah.

Beberapa karya dari tunawisma yang ikut pelatihan ini telah diterbitkan oleh penyelenggara program ini yaitu majalan The Big Issue.  Namun pengelola proyek ini mengatakan tujuan dari kegiatan yang mereka selenggarakan adalah untuk menumbuhkan rasa percaya diri para tunawisma.

David Chapple yang membantu tunawisma belajar menulis di Pusat Penulis Buku Australia Selatan. Menurutnya dalam pelatihan ini para peserta diajarkan untuk menceritakan kembali kenangan hidup mereka lewat tulisan.

"Saya minta Anda berpikir, pikirkanlah bukan membicarakan event yang paling penting dalam hidup anda!,” perintah Chapple kepada peserta pelatihan, baru-baru ini.

"Seperti kebanyakan orang, para tunawisma ini sebenarnya adalah penutur cerita yang sangat hebat dengan bahasa khas mereka sendiri, tapi mereka kurang memiliki kemampuan formal karena banyak alasan, jadi tugas saya adalah membuat mereka percaya diri dan termotivasi untuk menulis,” katanya.

Tuna wisma kaya gagasan

Mark adalah salah seorang tunawisma yang ikut dalam pelatihan menulis. Dia telah menjual majalah The Big Issue selama beberapa bulan, setelah masalah kesehatan menyulitkan dirinya bekerja di profesi pada umumnya.

Mark mengaku dia telah gemar menulis puisi sejak remaja dan telah menemukan kembali bakatnya untuk merangkai kata-kata dari pelatihan ini.

"Aku tidak tahu apa harapan saya, saya juga tidak punya ide yang terbentuk sebelumnya," katanya.

"Kami membahas banyak hal. kegiatan ini membangkitkan bakat-bakat yang sebelumnya tidak kita sadari dan membuat kita menyadari hal-hal yang mungkin harus kita lebih sadari."

homelessness

Sementara peserta lainnya, Kerry mengaku dirinya sekarang merasa memiliki dukungan dan jaringan teman, sambil dia berusaha menuliskan pendapatnya.

"Menulis itu cukup sulit, tapi dengan adanya teman yang membantu saya, sekarang saya merasa menulis itu mudah,” katanya.

Jeremy Urquhart manager majalah The Big Issue mengatakan program yang berlangsung selama 10 pekan ini telah menarik perhatian sekitar 30 orang peserta dan banyak diantara mereka yang menghadiri pelatihan dua kali setiap minggu.

"Untuk bisa menyuarakan pendapat, Anda perlu memiliki kepercayaan diri dan saya pikir itu adalah sesuatu yang berhasil ditumbuhkan selama beberapa pekan penyelenggaraan pelatihan ini dan padahal program ini baru berjalan setengahnya,” tuturnya.

"Untuk dapat mengkomunikasikan apa yang mereka rasakan, apa yang mereka pikirkan dapat menambah kepercayaan diri mereka dalam menentukan apa yang ingin mereka lakukan dalam hidup mereka dan membuat hidup mereka lebih baik, jadi itu secara intrinsik terhubung dengan niat mereka untuk membuat keputusan dan langkah positif selanjutnya dalam kehidupan mereka. "

Tulisan karya para tunawisma ini akan dipamerkan di perpustakaan Kota Adelaide pada akhir Agustus mendatang.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement