Selasa 08 Jul 2014 04:31 WIB

Khawatir Serangan Al Shabaab Ratusan Penduduk Kenya Mengungsi

Rep: c88/ Red: Taufik Rachman
Sebuah mobil hancur akibat serangan bom yang diduga dilakukan kelompok Al Shabaab. (ilustrasi)
Foto: Reuters/Feisal Omar
Sebuah mobil hancur akibat serangan bom yang diduga dilakukan kelompok Al Shabaab. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,KENYA – Sekitar 500 keluarga di pantai utara Kenya meninggalkan rumahnya dan mengungsi ke kamp pengungsian terdekat. Tindakan ini dipicu kekhawatiran setelah serangan yang dilakukan kelompok bersenjata.

Palang Merah Kenya melaporkan, 29 korban tewas dalam serangan mematikan yang terjadi akhir pekan lalu di Lamu County.

Para pria bersenjata menyerang kantor-kantor pemerintahan dan membaakr gereja. Mereka juga mengeksekusi dua warga di Lamu pada Sabtu (5/7) malam. Sekitar 65 orang terbunuh dalam dua serangan sebelumnya pada Juni. Insiden tersebut terjadi di Mpeketoni dan sebuah desa di dekatnya.

Kelompok Islam al-Shabaab mengklaim kelompoknyalah yang bertanggung jawab atas empat serangan yang terjadi di Kenya. Namun, pemerintah meyakini adanya pengaruh politik oposisi di balik serangan tersebut.

Eksodus warga Lamu menunjukkan tanda ketidakpercayaan pada kemampuan pemerintah dalam mengatasi konflik. Pemerintah dianggap tidak bisa memberikan jaminan keamanan dan menghentikan serangan al-Shabaab.

Wariko Waita, juru bicara Palang Merah Kenya mengatakan pihaknya masih tetap melindungi 500 keluarga yang mengungsi.“Mereka membutuhkan obat-obatan, makanan, air, selimut, dan pendampingan,” katanya

Kepala Kepolisian Lamu, Ephantus Kariuki, mengatakan serangan dipicu oleh perselisihan antar etnik karena perebutan sumber daya alam yang ada di wilayah pesisir.

Perselisihan telah berlangsung lama antara komunitas di wilayah pesisir, kelompok Presiden Uhuru Kenyatta, dan kelompok-kelompok yang lain.

Akan tetapi, para diplomat dan analis mengatakan al Shabaab adalah dalang utama serangan ini meski keterlibatan kaum oposisi juga perlu diselidiki.

Seorang warga di Kikuyu, Jane Njeri, mengatakan ia melewatkan Sabtu malam dengan bersembunyi di selasar sebuah klub malam. Kikuyu adalah salah satu kota yang diserang sepanjang akhir pekan lalu.

“Mulai saat ini kami ingin menuju kamp pengungsian dan bertemu dengan sesama pengungsi di sana,” kata Njeri.

“Suamiku adalah salah satu korban yang terbunuh pada Sabtu lalu dan sekarang kami sangat ketakutan,” tambahnya.

Seorang narasumber dari pihak militer Kenya mengatakan beberapa keluarga mengungsi di luar markas militer di Lamu. Namun, keluarga-keluarga itu tidak diijinkan untuk tinggal di dalam kamp.

“Kami tidak dapat mengijinkan mereka berada di markas militer karena peraturan melarang kami menerima pengungsi. Walau begitu kami juga tidak mungkin mengusir mereka,” kata pejabat militer tersebut kepada Reuters.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement