Ahad 18 Feb 2024 19:05 WIB

Dua Dokter Kuba yang Disandera Kelompok Shabaab di Somalia Tewas

Amerika Serikat lancarkan serangan ke kantong Al Shabaab

Gerilyawan Al-Shabaab, yang menguasai Somalia. Amerika Serikat lancarkan serangan ke kantong Al Shabaab
Foto: Reuters
Gerilyawan Al-Shabaab, yang menguasai Somalia. Amerika Serikat lancarkan serangan ke kantong Al Shabaab

REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU— Dua dokter Kuba yang disandera Al Shabaab di Somalia tewas oleh serangan udara Amerika Serikat, kata kelompok militan itu pada Ahad (18/2/2024). 

Kelompok teroris yang berafiliasi dengan Al Qaida itu mengunggah pernyataan di Telegram bahwa kedua dokter itu tewas dalam serangan udara Amerika Serikat di Jubaland, Somalia selatan, pada Kamis. 

Baca Juga

“Pengeboman dari udara yang dimulai sekitar pukul 00.10 dini waktu setempat mengenai sebuah rumah di Jilib yang langsung menewaskan Assel Herrera dan Landy Rodriguez,” tulis pernyataan itu. 

Kelompok itu menuding Amerika Serikat "sengaja mengincar para sandera selama beberapa tahun dan telah melancarkan serangan" setidaknya di dua lokasi sebelum serangan udara pada Kamis di Kota Jilib. 

“Kami tidak membenarkan atau menyangkal klaim kelompok teroris tersebut,” kata seorang pejabat setempat kepada Anadolu via telepon, yang berbicara secara anonim karena tidak berwenang memberi informasi kepada media. 

Pada 12 April 2019, Al Shabaab menculik kedua dokter Kuba itu saat dalam perjalanan menuju tempat kerja mereka di provinsi timur laut Kenya. Penculikan itu menewaskan seorang pengawal.

Kementerian Pertahanan Somalia mengatakan pada Sabtu bahwa 15 teroris Shabaab tewas dan 20 lainnya terluka dalam operasi udara tentara nasional di provinsi Lower Shabelle dan Galguduud. 

Serangan udara itu, yang didukung oleh mitra internasional yang tidak disebutkan namanya, mengincar para teroris di Kuntu Waarey, Lower Shabelle, dan di Galcad, Galguduud 

Serangan itu menyasar pertemuan Shabaab dan aset-asetnya, kata kementerian itu dalam pernyataannya.

Al-Shabab telah melancarkan pemberontakan berdarah melawan pemerintah pusat yang didukung internasional sejak 2007.

Kelompok tersebut melakukan serangan di Somalia dan negara-negara tetangga. Al-Shabaab membunuh 166 orang di Universitas Garissa pada 2015, dan 67 orang di sebuah mal di Nairobi pada 2013. Meski begitu, frekuensi dan tingkat keparahan serangan al-Shabab di Kenya telah berkurang dalam beberapa tahun terakhir.

Presiden menyatakan perang habis-habisan melawan kelompok itu tak lama setelah dia menjabat pada Mei tahun lalu.

Baca juga: 10 Cara Keluar dari Kesulitan Masalah Hidup Menurut Alquran dan Hadits

Pemerintah Somalia dan kelompok klan sekutu telah memaksa al-Shabab keluar dari petak besar wilayah sejak melancarkan serangan besar Agustus lalu, tetapi kelompok itu membalas dengan serangkaian serangan, termasuk pengeboman di Mogadishu.

Pemberontak sering membalas dengan serangan berdarah. Ini pun menandakan kemampuan mereka untuk menyerang jantung kota Somalia dan instalasi militer meskipun ofensif.

Meskipun dipaksa keluar dari Mogadishu dan pusat-pusat perkotaan utama lainnya lebih dari satu dekade lalu, al-Shabab tetap bercokol di beberapa bagian pedesaan Somalia tengah dan selatan. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement