Rabu 16 Jul 2014 15:47 WIB

Ebola Renggut 603 Jiwa di Afrika Barat

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Para petugas kesehatan mengajarkan warga tentang virus Ebola dan bagaimana mencegah infeksi, di Conakry, Guinea.
Foto: (AP/Youssouf Bah)
Para petugas kesehatan mengajarkan warga tentang virus Ebola dan bagaimana mencegah infeksi, di Conakry, Guinea.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Jumlah korban tewas akibat merebaknya wabah Ebola di Afrika Barat naik menjadi 603 orang sejak Februari. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan sedikitnya 68 kematian dilaporkan dari tiga negara di kawasan itu, pekan lalu.

WHO mengatakan terdapat 85 kasus baru antara 8-12 Juli. Tenaga medis lokal dan internasional berjuang menembus komunitas warga karena banyak penduduk justru menganggap orang luar menyebarkan virus, dibandingkan memeranginya.

"Sangat sulit bagi kami menembus komunitas sebab terdapat permusuhan dari warga terhadap orang luar. Kami masih menghadapi rumor dan kecurigaan. Warga terisolasi, mereka ketakutan," ujar juru bicara WHO Dan Epstein kepada wartawan, dikutip dari Al Jazeera, Selasa (15/7) .

Sierra Leone tercatat sebagai negara dengan tingkat kematian tertinggi, termasuk kasus yang sudah dikonfirmasi dan dugaan kasus Ebola sebanyak 52 kasus. WHO mengatakan jumlah kematian di Liberia sebanyak 13 kasus dan dan Guinea tiga.

Epstein mengatakan fokus utama di tiga negara tersebut adalah melacak warga yang berinteraksi dengan penderita Ebola. Lantas, mereka akan diawasi selama 21 hari periode inkubasi untuk melihat apakah mereka terinfeksi. "Kemungkinan akan berjalan selama beberapa bulan sebelum akhirnya kami bisa memahami wabah ini," ujar Epstein.

Di Sierra Leone dan Guinea, para ahli menduga puluhan pasien disembunyikan karena keluarga percaya perawatan di rumah sakit sama artinya dengan hukuman mati. Di Liberia bahkan, pekerja kesehatan diusir kelompok bersenjata.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement