REPUBLIKA.CO.ID, KAMPALA -- Uganda akan menutup sekolah untuk mengurangi kontak harian di antara para siswa dan membantu mengekang penyebaran Ebola. Menteri Pendidikan Janet Kataha Museveni mengatakan, kabinet telah mengambil keputusan untuk menutup pra-sekolah, sekolah dasar dan sekolah menengah pada 25 November, karena ruang kelas yang padat membuat siswa sangat rentan terhadap infeksi Ebola.
"Menutup sekolah lebih awal akan mengurangi area konsentrasi di mana anak-anak setiap hari melakukan kontak dekat dengan sesama anak, guru, dan staf lain yang berpotensi menyebarkan virus," kata Museveni dalam sebuah pernyataan pada Selasa (8/11/2022).
Siswa di Uganda saat ini sedang menjalani semester ketiga dan terakhir untuk tahun kalender. Mereka akan mengikuti ujian kenaikan kelas. Museveni mengatakan, 23 anak-anak dikonfirmasi menderita Ebola dan delapan di antaranya meninggal dunia.
Virus yang beredar di Uganda adalah jenis Ebola di Sudan, yang vaksinnya belum terbukti. Virus ini tidak seperti jenis Zaire yang lebih umum dan belum lama ini menyebar di Republik Demokratik Kongo. Hingga Senin (7/11/2022), Uganda telah mencatat total 135 kasus yang dikonfirmasi dan 53 kematian.