REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel dilaporkan telah memata-matai menteri luar negeri AS, John Kerry selama pembicaraan perdamaian dengan Palestina dan negara Arab tahun lalu. Tindakan Israel ini dilaporkan oleh majalah Jerman Der Spiegel, seperti dilansir dari The Guardian.
Pada Ahad (3/8) majalah tersebut mengatakan intelijen Israel dan satu agen rahasia lainnya telah menyadap telepon seluler Kerry saat hendak menengahi kesepakatan perdamaian selama sembilan bulan.
Jika laporan ini dibenarkan, hal ini akan mempengaruhi hubungan para diplomatnya dengan pemerintahan Benyamin Netanyahu.
Mengutip sejumlah sumber intelijen, Der Spiegel menyebutkan mata-mata Israel dan seorang agen intelijen telah menguping pembicaraan Kerry dengan pejabat tinggi Israel, Palestina, dan negara-negara Arab. Sejumlah panggilan diduga dilakukan saat ponsel dalam kondisi normal dan tidak dienkripsi.
“Pemerintah di Yerusalem kemudian menggunakan informasi yang didapat dalam negosiasi internasional yang bertujuan untuk mencapai solusi diplomatik di Timur Tengah,” katanya.
Baik Israel dan Washington belum menanggapi adanya laporan ini. Kementerian Luar Negeri juga tidak ingin memberikan komentarnya.
Pada tahun lalu, Kerry menggunakan wewenangnya untuk melakukan upaya diplomasi di Timur Tengah. Kerry pun sempat meminta Netanyahu serta Presiden Palestina, Mahmud Abbas, agar kembali melanjutkan negosiasi. Namun sayangnya, upaya ini terhenti pada April dan masing-masing pihak saling menyalahkan satu sama lain.