REPUBLIKA.CO.ID, FREETOWN -- Sierra Leone mengerahkan para tentaranya untuk menjaga para pasien Ebola yang di karantina. Ini menyusul adanya kasus pertama di Arab Saudi yang memicu kekhawatiran adanya penyebaran global. British Airways membatalkan penerbangan dua Negara Afrika Barat.
Pembantu presiden di Sierra Leone mengatakan kepada AFP, para tentara itu akan menghalangi saudara dan teman penderita Ebola mengambil paksa mereka dari rumah sakit tanpa izin medis.
Perang melawan penyebaran wabah Ebola terhambat oleh kecurigaan keluarga pasien. Mereka ingin membawa kembali pasien dan membiarkannya mati di desa, dimana ada banyak sekail individu bisa terkontaminasi oleh mereka.
Masyarakat adat yang tinggal di perbatasan Sierra Leone, Liberia, dan Guinea percaya virus Ebola sengaja dibawa oleh orang luar atau merupakan tipuan yang dibuat orang Barat untuk menundukkan mereka.
Presiden Sierra Leone tidak memberikan angka atau lokasi pasti penyebaran tentara. Namun sebagian besar klinik Ebola di negara tersebut berada di kota Kailahun dan Kenema, distrik-distrik di bagian timur yang paling parah terkena wabah Ebola.
Pengumuman itu disampaikan setelah British Airways mengatakan mereka menghentikan penerbangan ke Liberia dan Sierra Leone hingga akhir Agustus. Mereka mengatakan, situasi kesehatan masyarakat di kedua Negara itu tengah memburuk.
''Keamanan pelanggan, awak, dan tim kami selalu menjadi prioritas utama dan kami akan terus mengkaji rute dalam beberapa minggu mendatang,'' kata British Airways dalam sebuah pernyataan.